KLIKINAJA, KERINCI – Sebuah spesies bunga bangkai langka kembali ditemukan mekar di kawasan Hutan Adat Nenek Limo Hiang Tinggi Nenek Empat Betung Kuning, Muara Air Dua. Tanaman yang diperkirakan setinggi dua meter itu pertama kali terlihat sekitar satu minggu lalu saat tim patroli melakukan pengecekan rutin di area hutan adat.
Chua Josse selaku pendamping hutan adat dan Manajer Biodiversity and Wildlife Perkumpulan Wahana Mitra Mandiri mengatakan penemuan tersebut terjadi ketika ia bersama beberapa rekannya melakukan penanaman dan monitoring kawasan. “Saat patroli, kami melihat bunga bangkai yang sudah mulai membuka. Jenis ini memang sering kami jumpai di titik tertentu dalam hutan adat,” ujarnya.
Menurut Joshua, masa mekar bunga langka tersebut sangat singkat, hanya sekitar dua hari sebelum kemudian layu kembali. Fenomena ini membuat kemunculannya selalu menarik perhatian masyarakat maupun pecinta botani.
Bunga yang ditemukan diduga Amorphophallus gigas, salah satu spesies “bunga bangkai” raksasa endemik Sumatra. Tanaman ini dikenal memiliki tongkol (spadix) tinggi yang diselimuti spatha berwarna ungu kecokelatan hingga hijau kekuningan. Saat mekar, bagian atas tongkol memancarkan panas dan mengeluarkan aroma mirip bau bangkai untuk menarik serangga penyerbuk.
Di alam, A. gigas termasuk spesies langka dan kerap tumbuh di hutan sekunder maupun kebun agroforestri. Tanaman ini menghadapi ancaman berupa alih fungsi lahan dan pengambilan umbi secara berlebihan. Umbinya yang besar menjadi cadangan energi, sekaligus menyumbang nutrisi ketika bagian tanaman mati dan terurai, sehingga ikut menjaga kesuburan lantai hutan.
Selain menjadi ikon keunikan flora Sumatra, bunga bangkai juga berperan penting dalam ekosistem. Aromanya yang kuat menarik lalat dan beberapa jenis kumbang yang menjadi penyerbuk utama. Keberadaan tanaman ini biasanya menandakan kondisi hutan yang masih lembap, teduh, dan relatif alami.
Joshua berharap masyarakat turut menjaga kelestarian kawasan agar populasi bunga langka ini tetap terjaga. “Spesies ini bisa menjadi daya tarik edukasi dan ekowisata, asalkan kita menjaga habitatnya,” katanya.(Dea)









