KLIKINAJA – Toyota Alphard dan Denza D9 kembali bersaing ketat di pasar MPV mewah Indonesia. Pada November 2025, kedua model tersebut mencatatkan distribusi wholesales yang sama, yakni 209 unit, berdasarkan data resmi Gaikindo. Hasil tersebut menegaskan bahwa kompetisi di segmen mobil keluarga kelas atas masih berlangsung sengit menjelang akhir tahun.
Meskipun angka distribusinya setara, struktur penjualan keduanya berbeda. Denza D9 hanya dipasarkan dalam satu varian, sedangkan Toyota Alphard hadir dalam dua pilihan, yaitu model bensin dan hybrid. Perbedaan itu membuat persaingan kedua model semakin menarik untuk diikuti.
Denza Alami Pelemahan, Alphard Tahan di Ratusan Unit
Ketika pertama kali meluncur, Denza D9 langsung menorehkan pencapaian besar. Distribusinya sempat menembus lebih dari 1.000 unit dalam satu bulan. Namun, memasuki pertengahan 2025, grafik penjualannya mulai bergerak turun.
Kondisi berbeda terjadi pada Alphard. Walau tidak selalu tampil spektakuler, performanya lebih stabil. Alphard pernah menyentuh angka distribusi sekitar 400 unit, tetapi dalam tujuh bulan terakhir pergerakannya cenderung berada di bawah 200 unit. Meski demikian, stabilitas tersebut menunjukkan bahwa minat konsumen terhadap MPV mewah Toyota masih cukup kuat.
Jika dihitung dari Januari hingga November 2025, Denza D9 tetap berada di posisi teratas. Total distribusi wholesales-nya mencapai 7.176 unit, jauh di atas Alphard yang mengemas 2.232 unit pada periode yang sama. Gap tersebut menandakan bahwa Denza masih unggul secara akumulatif meski tren penjualannya menurun.
Denza Lebih Terjangkau dan Bebas Pajak, Alphard Tetap Jadi Ikon Premium
Dalam urusan harga, Denza D9 menawarkan nilai kompetitif yang sulit diabaikan. Dengan banderol Rp 950 juta OTR Jakarta, mobil listrik ini dijual hampir separuh dari Toyota Alphard terbaru yang dibanderol mulai Rp 1,6 miliar. Perbedaan harga yang cukup besar membuat Denza menjadi opsi menarik bagi konsumen yang menginginkan MPV premium tanpa harus keluar biaya selangit.
Keunggulan Denza tidak berhenti di situ. Karena merupakan kendaraan listrik berbasis baterai, pemilik Denza D9 mendapatkan pembebasan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB). Mereka hanya perlu membayar biaya SWDKLLJ sebesar Rp 143 ribu per tahun.
Sementara itu, Alphard berada di sisi yang berlawanan. Pemilik MPV Toyota ini harus menyiapkan dana sekitar Rp 26 juta per tahun untuk pajak kendaraan. Perbedaan biaya kepemilikan inilah yang sering menjadi pertimbangan konsumen saat menentukan pilihan.
Performa: Hybrid Bertenaga vs Listrik Murni Jarak Jauh
Pada sektor jantung pacu, Alphard Hybrid masih mengandalkan teknologi gabungan mesin bensin dan motor listrik. Dibekali mesin A25A-FXS, mobil ini menghasilkan tenaga 140 kW dan torsi 239 Nm. Motor listriknya menambah tenaga sebesar 184 kW dengan torsi 270 Nm, sehingga total output sistem mencapai 250 PS. Seluruh tenaga disalurkan melalui transmisi CVT yang halus.
Berbeda dengan Alphard, Denza D9 tampil sebagai kendaraan listrik murni. Mobil ini menggunakan baterai BYD Blade LFP berkapasitas 103 kWh, dipadukan dengan motor listrik Permanent Magnet Synchronous Motor. Paket tersebut mampu menghasilkan tenaga 230 kW dan torsi 360 Nm. Denza D9 juga diklaim mampu menempuh jarak hingga 600 km dalam satu kali pengisian penuh, menjadikannya salah satu MPV listrik dengan jarak tempuh terbaik di kelasnya.
Dengan karakteristik performa yang berbeda, Alphard dan Denza menawarkan pengalaman berkendara yang khas. Konsumen tinggal menyesuaikan pilihan berdasarkan gaya penggunaan dan preferensi teknologi.
Persaingan penjualan antara Toyota Alphard dan Denza D9 pada November 2025 menunjukkan bahwa pasar MPV premium di Indonesia semakin dinamis. Walau Denza unggul secara harga dan efisiensi pajak, Alphard tetap menjadi simbol kemewahan yang sulit tergeser. Dengan performa dan teknologi yang sama-sama menarik, persaingan keduanya diperkirakan terus berlangsung ketat pada tahun mendatang.(Tim)









