Klikinaja, Jakarta – Teknologi kecerdasan buatan karya anak bangsa kembali mencetak prestasi. Sahabat AI, model Large Language Model (LLM) berbahasa Indonesia hasil kolaborasi Indosat dan GoTo, resmi diluncurkan ke publik, pada Senin (2/6/2025) lalu. Model ini diklaim sebagai LLM berbahasa Indonesia paling canggih saat ini, bahkan melampaui performa Llama buatan Meta maupun model serupa dari Tiongkok.
“Jika dibandingkan dengan semua model open source yang ada saat ini seperti Gemma, Llama, atau buatan dari teman-teman di Tiongkok, Sahabat AI 70B telah menjadi LLM berbahasa Indonesia terbaik dari sisi performa,” ungkap Patrick Walujo, CEO GoTo Group dalam peluncuran resmi di Jakarta.
Ia juga menambahkan bahwa klaim tersebut dapat di verifikasi langsung di Hugging Face, platform pasar terbuka untuk model AI global.
Sahabat AI hadir sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pengembangan teknologi AI Indonesia yang berdaulat. Tidak hanya mendukung Bahasa Indonesia, model ini juga telah dilatih untuk menggunakan berbagai bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali dan Batak, serta bahasa internasional lainnya.
“Salah satu pemersatu bangsa adalah bahasa. Dalam dominasi model bahasa asing, Sahabat AI diharapkan menjadi alternatif yang lahir dari dan untuk Indonesia,” tutur Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, saat peluncuran.
Keunggulan Sahabat AI bukan hanya terletak pada kecanggihan model, namun juga pada arsitektur infrastrukturnya yang dibangun sepenuhnya di dalam negeri. Data dan GPU yang digunakan tersebut tersimpan di wilayah Indonesia atau pada server milik pengguna sendiri. Hal ini menjamin kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data nasional serta mendukung tujuan besar menuju kedaulatan digital.
Dengan pendekatan ini, berbagai kalangan mulai dari startup, lembaga penelitian, hingga instansi publik dapat mengakses dan mengintegrasikan AI ini ke dalam aktivitas harian mereka secara aman dan efisien.
Vikram Sinha, President Director dan CEO Indosat, menegaskan bahwa peluncuran Sahabat AI adalah hasil kolaborasi dari berbagai pihak. “Ini bukan hanya soal GoTo dan Indosat. Ini tentang gotong royong—perguruan tinggi, media, dan komunitas teknologi Indonesia. Kami melatih data bersama untuk melindungi budaya dan sejarah kita. Visi kami, dalam 10-20 tahun ke depan, Indonesia bisa mengembangkan teknologi sesuai jati dirinya,” tegasnya.
Versi terbaru Sahabat AI kini didukung oleh 70 miliar parameter yang memungkinkan peningkatan akurasi dan respons yang lebih cerdas. Teknologi ini sudah dapat diakses melalui situs resmi sahabat-ai.com maupun aplikasi GoPay pada menu “Layanan Favorit Warga”.
Dengan peluncuran ini, Sahabat AI siap memperkuat posisi Indonesia di kancah teknologi global, sekaligus membuka akses AI canggih yang lebih inklusif dan relevan bagi masyarakat Indonesia. (Tim)