Klikinaja – Kabar duka menyelimuti industri perfilman dunia. Aktris senior sekaligus ikon Hollywood, Diane Keaton, di kabarkan meninggal dunia pada Sabtu, 11 Oktober 2025, di California, Amerika Serikat. Aktris peraih Piala Oscar itu tutup usia dalam umur 79 tahun, meninggalkan warisan karya yang akan selalu di kenang oleh pecinta film di seluruh dunia.
Keluarga Keaton melalui juru bicaranya telah mengonfirmasi kabar tersebut dan meminta masyarakat memberi ruang bagi mereka untuk berduka secara pribadi.
Laporan dari People menyebut, Departemen Pemadam Kebakaran Los Angeles (LAFD) menerima panggilan darurat dari kediaman Keaton sekitar pukul 08.08 pagi waktu setempat. Seorang wanita berusia 79 tahun kemudian di bawa ke rumah sakit terdekat. Hingga kini, penyebab kematian Diane Keaton belum di sampaikan secara resmi oleh pihak berwenang.
Kepergian sang aktris legendaris meninggalkan duka mendalam bagi dunia hiburan. Banyak rekan artis dan penggemar mengungkapkan rasa kehilangan atas sosok yang di kenal hangat, berani, dan penuh dedikasi itu.
Lahir di Los Angeles, 5 Januari 1946, Diane Keaton tumbuh dalam keluarga sederhana dengan nama asli Diane Hall. Ia merupakan anak tertua dari empat bersaudara. Sang ayah bekerja sebagai insinyur sipil, sementara ibunya seorang ibu rumah tangga yang gemar berkesenian. Minat seni dari sang ibu inilah yang kelak membentuk jalan hidup Keaton di dunia hiburan.
Sejak remaja, Keaton sudah tertarik dengan dunia teater. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, ia sempat menempuh kuliah jurusan drama sebelum akhirnya pindah ke New York untuk meniti karier profesional sebagai aktris. Karena nama “Diane Hall” telah di pakai oleh anggota serikat aktor lain, ia mengganti namanya menjadi Diane Keaton, di ambil dari nama gadis ibunya.
Perjalanan kariernya di mulai lewat panggung Broadway dengan drama musikal terkenal Hair pada 1968. Di balik gemerlapnya dunia teater, Keaton pernah berjuang melawan gangguan makan bulimia, sebuah fase kelam yang kemudian ia jadikan pelajaran hidup.
Karier Keaton di layar lebar mulai menanjak setelah tampil dalam film “Lovers and Other Strangers” (1970). Namun, ketenarannya benar-benar meledak usai berperan sebagai Kay Adams dalam film legendaris “The Godfather” (1972) karya Francis Ford Coppola.
Menariknya, Keaton pernah mengaku tidak membaca novel The Godfather sebelum audisi. Namun, performanya berhasil mencuri perhatian, bahkan mengantarkannya bermain di dua sekuel berikutnya — The Godfather Part II (1974) dan Part III (1990).
Puncak kejayaan Keaton datang lewat film “Annie Hall” (1977) garapan Woody Allen. Lewat perannya yang unik dan ekspresif sebagai Annie, ia meraih Oscar untuk Aktris Terbaik. Gaya busananya dalam film itu, dengan rompi longgar, kemeja putih, dan celana panjang, bahkan menjadikannya ikon fashion yang masih di tiru hingga sekarang.
Selain di kenal lewat film-film besar seperti Father of the Bride, The First Wives Club, Something’s Gotta Give, Book Club, hingga Poms, Diane Keaton juga aktif di balik layar sebagai sutradara dan produser. Ia di kenal memiliki sudut pandang yang kuat dan artistik dalam setiap proyek yang di garapnya.
Dalam kehidupan pribadinya, Keaton sempat menjalin hubungan dengan sejumlah bintang Hollywood seperti Woody Allen, Al Pacino, dan Warren Beatty. Namun, ia memilih untuk tidak menikah. Bagi Keaton, pilihan itu bukan bentuk penyesalan, melainkan ekspresi kemandirian dan kebebasan yang ia yakini.
Keaton kemudian mengadopsi dua anak, Dexter (1996) dan Duke (2001), yang menjadi pusat kehidupannya. Di luar layar, ia di kenal sederhana, ramah, dan jauh dari gosip. Sikap rendah hatinya membuatnya di segani di industri film yang kerap keras dan penuh persaingan.
Diane Keaton bukan hanya seorang aktris, tetapi simbol dari perempuan kuat yang berani menembus batas konvensi. Ia membuktikan bahwa karier, kebebasan, dan keaslian bisa berjalan beriringan.
Karya-karya Keaton akan terus hidup — dari The Godfather hingga Annie Hall — sebagai pengingat akan dedikasi dan cinta sejatinya pada dunia perfilman. Kepergiannya mungkin menutup satu bab dalam sejarah Hollywood, namun warisannya akan tetap abadi dalam hati jutaan penonton di seluruh dunia. (End)
