KLIKINAJA, INDRAMAYU – Pencarian dua mahasiswa Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) yang hilang saat latihan arung jeram di Sungai Cimanuk akhirnya berakhir duka. Tim SAR gabungan menemukan keduanya dalam kondisi meninggal dunia pada Senin (10/11) dini hari.
Komandan Pos SAR Cirebon, Eddy Sukamto, mengonfirmasi identitas korban sebagai Agung dan Muhammad Lana Wiratno.
“Alhamdulillah, seluruh korban yang hilang sudah berhasil ditemukan,” ujarnya di lokasi operasi pencarian, Senin pagi.
Kronologi Penemuan Korban
Korban pertama, Agung, warga Desa Segeran, Kecamatan Juntinyuat, ditemukan lebih dahulu pada Minggu (9/11) malam sekitar pukul 21.50 WIB. Jasadnya muncul di permukaan air di sekitar Bendungan Karet Bangkir, Kecamatan Lohbener.
Proses evakuasi berlangsung menegangkan. Tim SAR harus berkoordinasi dengan petugas bendungan untuk membuka pintu air agar arus mendorong tubuh korban keluar dari pusaran.
“Sekitar 10 menit setelah pintu air dibuka, jasad korban berhasil keluar dan langsung kami evakuasi ke tepi sungai,” kata Eddy.
Beberapa jam kemudian, menjelang dini hari Senin (10/11), tim kembali menemukan korban kedua, Muhammad Lana Wiratno, yang merupakan warga Desa Terusan, Kecamatan Sindang.
Jasadnya ditemukan sekitar pukul 00.30 WIB di wilayah Blok Gandok, Desa Panyindangan Kulon, berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi awal kejadian.
Kedua korban kemudian dibawa ke RSUD Indramayu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah seluruh korban ditemukan, Eddy menyatakan operasi pencarian resmi ditutup.
“Kami berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari Polairud Polres Indramayu, BPBD, Tagana, Karang Taruna Garda Sakti, ERT, hingga warga yang membantu sejak awal,” ucapnya.
Awal Kejadian
Peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (8/11) siang, ketika tujuh mahasiswa Mapala Polindra melaksanakan latihan rafting (arung jeram) di Sungai Cimanuk.
Namun, kegiatan latihan yang semula berjalan lancar berubah tragedi setelah perahu karet mereka terseret arus deras dan terjebak pusaran air di sekitar Bendungan Karet Bangkir.
Dari tujuh peserta, lima mahasiswa berhasil diselamatkan, yaitu Gelar, Heliyah, Nonik, Mus Ali, dan Fatir. Sementara dua orang lainnya, Agung dan Lana, dinyatakan hilang dan kemudian ditemukan meninggal dunia dua hari setelah kejadian.
Tim SAR gabungan yang terlibat dalam pencarian sejak hari pertama sempat menghadapi kendala arus kuat dan kondisi medan yang sulit di sekitar bendungan. Meski demikian, pencarian tetap dilanjutkan tanpa henti hingga akhirnya membuahkan hasil.
Penutupan Operasi dan Evaluasi
Usai kedua korban ditemukan, Basarnas menyatakan operasi pencarian resmi ditutup pada Senin dini hari. Namun, Eddy mengingatkan pentingnya prosedur keselamatan dan pengawasan ketat dalam setiap kegiatan arung jeram, terutama bagi peserta pemula.
“Latihan seperti ini sebaiknya dilakukan dengan pendamping profesional dan memperhatikan kondisi cuaca serta arus sungai,” katanya menegaskan.
Warga sekitar Sungai Cimanuk juga berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi kegiatan mahasiswa di masa mendatang agar lebih memperhatikan aspek keselamatan.
Tragedi ini menjadi pengingat betapa pentingnya kewaspadaan saat melakukan aktivitas air, terutama di sungai dengan arus kuat seperti Cimanuk.(Tim)









