Klikinaja, Jakarta – Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sudah menjangkau lebih dari 29 juta peserta hingga pertengahan September 2025. Dari jumlah itu, mayoritas adalah perempuan dengan persentase hampir dua pertiga dari total partisipan.
Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes, Maria Endang, menyampaikan data tersebut dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (18/9/2025). Ia merinci, sebanyak 17 juta peserta adalah perempuan, sementara laki-laki tercatat 12 juta.
“Lebih dari separuh atau sekitar 51 persen peserta berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat,” ungkapnya.
Menurut Endang, dominasi tiga provinsi besar ini wajar mengingat jumlah populasi yang tinggi. Namun, ia mendorong provinsi lain, khususnya di kawasan timur Indonesia seperti Papua, Papua Barat, dan Papua Pegunungan, agar lebih aktif mengajak masyarakat memanfaatkan layanan ini.
Setiap hari, pendaftar baru CKG rata-rata mencapai 600 ribu orang. Layanan pemeriksaan di lakukan melalui puskesmas maupun sekolah, seiring dengan di perluasnya cakupan program ke satuan pendidikan sejak Agustus lalu.
Selain angka partisipasi, Endang juga menyoroti temuan kesehatan dari hasil skrining. Pada bayi baru lahir, pemeriksaan mendeteksi berbagai kondisi, mulai dari kelainan saluran empedu, berat badan lahir rendah, penyakit jantung bawaan, hingga defisiensi enzim G6PD.
Untuk balita, kasus yang sering muncul meliputi gigi berlubang, anemia, stunting, hingga gangguan perkembangan. Sementara pada kelompok dewasa, banyak di temukan masalah kurang aktivitas fisik, obesitas sentral, hipertensi, dan kesehatan gigi.
“Pada usia 40 tahun ke atas, kami juga menemukan hiperlipidemia, risiko kanker, serta anemia pada calon pengantin perempuan. Ini menunjukkan pentingnya deteksi dini bagi masyarakat,” jelas Endang.
Endang menegaskan bahwa program CKG merupakan langkah konkret pemerintah untuk mengelola risiko kesehatan masyarakat melalui pemeriksaan sejak dini. Ia menilai, semakin banyak orang yang melakukan cek kesehatan, semakin besar peluang pemerintah untuk mencegah penyakit serius berkembang.
Dukungan juga datang dari Tenaga Ahli Utama Badan Komunikasi Pemerintah, Chacha Annisa. Ia mengingatkan masyarakat agar tidak takut mengetahui kondisi kesehatannya melalui pemeriksaan.
“Ubah cara pandang itu. Deteksi dini bukan hal menakutkan, justru penting agar kita tetap sehat, bisa bekerja, dan berkontribusi. Semua ini bagian dari upaya menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Dengan capaian 29 juta peserta, program Cek Kesehatan Gratis menjadi salah satu program kesehatan terbesar di Indonesia saat ini. Partisipasi perempuan yang lebih tinggi menunjukkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan semakin meningkat. Pemerintah berharap tren ini terus meluas ke seluruh daerah, termasuk wilayah timur Indonesia, demi pemerataan layanan kesehatan nasional. (Tim)









