KLIKINAJA – Sate memang jadi makanan favorit banyak orang Indonesia. Namun, di balik aroma bakaran yang menggoda, mengonsumsi sate terlalu sering ternyata bisa menimbulkan masalah kesehatan serius seperti radang usus, menurut penjelasan dokter penyakit dalam.
Sate dikenal sebagai salah satu kuliner khas Nusantara yang hampir selalu hadir di berbagai acara. Daging yang dibakar di atas arang memberikan cita rasa gurih dan aroma khas yang sulit ditolak. Meski begitu, para ahli kesehatan mengingatkan bahwa kenikmatan sate sebaiknya tetap dibatasi.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hematologi-onkologi medik, dr. Faizal Drissa Hasibun, mengimbau agar masyarakat tidak terlalu sering menyantap sate. Ia menyebut konsumsi lebih dari dua hingga tiga kali dalam seminggu sudah tergolong berlebihan dan dapat meningkatkan risiko gangguan pada sistem pencernaan.
Menurut dr. Faizal, proses pemanggangan dengan arang menghasilkan zat oksidatif yang berpotensi merusak lapisan usus. Bila tubuh terlalu sering terpapar zat tersebut tanpa cukup asupan serat, residunya bisa menumpuk dan memicu peradangan.
“Kalau sering makan sate yang dibakar dengan arang tapi kurang konsumsi serat, zat hasil pembakaran bisa menempel di permukaan usus dan menimbulkan radang. Proses ini berkaitan dengan senyawa oksidatif bernama nitrile amine,” jelasnya.
Selain itu, mengutip laporan Healthline, metode memasak dengan cara memanggang juga dapat mengurangi kandungan vitamin dan mineral dalam daging. Proses ini membuat cairan kaya nutrisi menetes, sehingga kadar vitamin B bisa berkurang hingga 40 persen.
Meski begitu, dr. Faizal menegaskan bahwa makan sate tidak dilarang sepenuhnya. Ia menyarankan agar konsumsi sate dibatasi dan dilakukan secara bijak.
“Boleh saja makan sate, asal tidak sering. Misalnya cukup sekali dalam sebulan dan tetap diimbangi dengan pola makan sehat,” ujarnya.
Untuk menjaga kesehatan usus, Faizal juga merekomendasikan agar masyarakat memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti sayur dan buah. Selain itu, aktivitas fisik secara rutin juga penting agar metabolisme tubuh berjalan optimal.
Dengan membatasi konsumsi sate dan menjaga pola makan seimbang, masyarakat tetap bisa menikmati kuliner favorit ini tanpa khawatir terhadap risiko kesehatan.(Tim)









