KLIKINAJA, SUNGAI PENUH – Menjelang puncak musim hujan, Pemerintah Kota Sungai Penuh memperketat langkah mitigasi banjir dengan mempercepat pekerjaan normalisasi di dua sungai besar yang kerap menimbulkan genangan. Wakil Wali Kota Azhar Hamzah turun langsung ke lapangan pada Selasa (2/12) untuk melihat perkembangan penanganan di Sungai Batang Merao dan Sungai Bungkal.
Kedua aliran sungai tersebut selama ini menjadi perhatian warga karena perubahannya dianggap memperbesar ancaman banjir, terutama akibat penyempitan alur dan penumpukan material sedimen. Pemkot menilai penanganan cepat diperlukan agar luapan air tidak kembali terjadi saat debit meningkat.
Peninjauan dimulai di kawasan Sungai Batang Merao, lokasi yang dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan sedimentasi cukup tinggi. Endapan lumpur dan pasir membuat aliran sungai menyempit dan dangkal, sehingga air lebih mudah meluap ketika hujan deras.
Azhar Hamzah menyebutkan, hasil pemantauan teknis menegaskan bahwa pendangkalan Batang Merao tidak bisa dibiarkan lebih lama. Ia menekankan perlunya pengerukan menyeluruh agar kapasitas sungai pulih. “Pendangkalan sudah masuk kategori serius. Pengerukan ini penting supaya kemampuan sungai menahan debit air kembali maksimal,” ujarnya.
Di lapangan, alat berat bekerja membuka jalur aliran yang tertutup material. Petugas juga mengecek titik-titik yang dinilai paling rentan menghambat arus jika curah hujan meningkat dalam waktu dekat.
Usai meninjau Batang Merao, rombongan bergerak menuju Sungai Bungkal di sekitar Jalan Cangking, wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu titik rawan luapan air. Di lokasi ini, normalisasi mencakup pelebaran alur, pembersihan bantaran, serta pengangkatan material longsoran yang mempersempit ruang air mengalir.
Aktivitas alat berat terlihat cukup intens untuk membuka jalur air yang terhalang material. Pemkot juga memetakan ulang titik-titik kritis sebagai dasar penyusunan rencana pengerjaan lanjutan.
Menurut Azhar, normalisasi dua sungai ini tidak sekadar kegiatan rutin yang dikerjakan menjelang musim hujan, tetapi menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menurunkan risiko bencana.
Ia menegaskan bahwa setiap tahap dikerjakan berdasarkan analisis teknis, mulai dari volume sedimen hingga kemampuan tampung sungai.
“Penanganan sungai ini adalah investasi keselamatan warga. Semua langkah harus berbasis data dan diarahkan untuk mengurangi ancaman banjir secara bertahap,” ucapnya.
Pemkot juga menyiapkan paket pekerjaan lanjutan seperti penguatan tebing sungai, rehabilitasi drainase, dan pengkajian ulang wilayah rentan banjir berdasarkan pembaruan data hidrologi.(Dea)









