KLIKINAJA – Biduran kerap muncul tiba-tiba dan menimbulkan rasa panik. Banyak orang masih mempertanyakan apakah kondisi kulit yang memicu bentol dan gatal ini bisa menular. Untuk menjawabnya, penting memahami apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh saat seseorang mengalami biduran.
Biduran atau urtikaria dikenal sebagai reaksi kulit yang ditandai dengan bentol kemerahan, disertai rasa panas dan gatal. Kondisi ini sering muncul mendadak dan dapat berlangsung beberapa menit hingga berjam-jam. Meski gejalanya mirip reaksi kulit akibat infeksi, mekanisme terjadinya biduran berbeda sehingga memengaruhi apakah kondisi ini berisiko menular.
Apakah Biduran Termasuk Penyakit Menular?
Secara medis, biduran bukan penyakit menular. Reaksi kulit ini tidak berasal dari virus, bakteri, maupun jamur yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain. Artinya, kontak langsung seperti berjabat tangan, berbagi pakaian, penggunaan handuk, atau berada di ruangan yang sama tidak menyebabkan seseorang tertular biduran.
Kebanyakan kasus urtikaria dipicu oleh reaksi alergi. Respons imun tersebut bisa muncul setelah mengonsumsi makanan tertentu seperti udang, telur, atau kacang atau akibat paparan obat-obatan, sengatan serangga, faktor lingkungan, hingga perubahan suhu. Ada pula pemicu nonalergi, misalnya stres, tekanan pada kulit, dan bahan kimia tertentu.
Meski begitu, ada situasi langka ketika biduran muncul bersamaan dengan infeksi, seperti hepatitis atau infeksi parasit. Dalam kondisi ini, yang bisa menular adalah penyakit yang mendasarinya, bukan bidurannya. Biduran hanya menjadi gejala tambahan, bukan sumber penularan.
Untuk kasus biduran kronis yang berlangsung lebih dari enam minggu atau sering kambuh tanpa pemicu jelas, dokter umumnya menegaskan bahwa kondisi ini tidak berkaitan dengan infeksi sehingga tetap tidak menular.
Pemicu yang Perlu Diwaspadai
Setiap orang dapat mengalami biduran dengan pemicu berbeda. Beberapa faktor paling umum meliputi:
Makanan pemicu alergi seperti seafood, telur, susu, atau kacang-kacangan
Obat-obatan tertentu
Sengatan serangga dan bulu hewan
Suhu dingin atau panas ekstrem
Gesekan atau tekanan kuat pada kulit
Stres fisik atau emosional
Paparan bahan kimia
Memahami pemicu sangat membantu mencegah biduran muncul berulang.
Cara Efektif Mencegah Biduran Kambuh
Walaupun tidak menular, biduran bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa langkah sederhana berikut dapat membantu meminimalkan risiko kekambuhan:
1. Hindari pemicu alergi dengan mencatat makanan atau situasi yang memicu gejala.
2. Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan, termasuk mandi rutin dan mengganti pakaian serta sprei.
3. Kelola stres melalui istirahat cukup, olahraga ringan, atau teknik relaksasi.
4. Gunakan pelembap untuk menjaga kulit tidak mudah iritasi.
5. Waspadai perubahan suhu, terutama bagi yang sensitif terhadap udara dingin atau panas.
Jika keluhan muncul berulang tanpa penyebab yang jelas, pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan pemicunya.
Kapan Harus Berkonsultasi ke Dokter?
Segera cari bantuan medis bila biduran tidak kunjung membaik, sering kambuh, atau disertai gejala lain seperti sesak napas, pembengkakan bibir, dan pusing berat. Kondisi tersebut bisa menandakan reaksi alergi serius yang memerlukan penanganan cepat.
Dengan memahami bahwa biduran bukan penyakit menular, masyarakat tidak perlu khawatir berada di dekat penderita. Fokus utama adalah mengenali pemicu serta menjaga kebersihan dan kesehatan kulit agar gejala tidak berulang.(Tim)









