KLIKINAJA – Banyak orang tua khawatir ketika bayi tampak sering buang air besar tetapi feses yang keluar hanya sedikit. Kondisi yang umum terjadi pada awal kehidupan ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari pola menyusu hingga kesehatan saluran cerna. Memahami penyebabnya membantu orang tua mengetahui mana yang masih normal dan mana yang perlu mendapat perhatian medis.
Polanya Beragam, Tidak Selalu Menunjukkan Masalah
Setiap bayi memiliki ritme buang air besar yang berbeda. Ada yang BAB berkali-kali dalam sehari, namun ada pula yang hanya beberapa kali dalam seminggu. Selama berat badan tetap naik dan bayi tampak nyaman, pola tersebut masih tergolong normal.
Perubahan frekuensi BAB biasanya berkaitan dengan perkembangan usus, adaptasi terhadap makanan atau susu, serta respons tubuh bayi terhadap proses menyusu. Meski begitu, orang tua tetap perlu mengenali penyebab yang mungkin memicu BAB sedikit-sedikit agar dapat merawat Si Kecil dengan tepat.
Faktor yang Menyebabkan Bayi Sering BAB Sedikit-Sedikit
Berikut rangkaian penyebab yang kerap membuat bayi tampak sering BAB namun hanya mengeluarkan sedikit feses:
1. Sistem pencernaan sedang beradaptasi
Pada beberapa minggu pertama, saluran cerna bayi masih belajar bekerja secara optimal. Usus yang aktif tetapi berkapasitas kecil menyebabkan feses keluar berkali-kali dalam jumlah yang sedikit.
Refleks gastrokolik rangsangan usus yang muncul setiap bayi selesai menyusu juga lebih kuat pada bayi baru lahir. Inilah sebab paling umum bayi BAB sedikit walau frekuensinya tinggi, dan umumnya tidak menimbulkan masalah kesehatan.
2. Frekuensi menyusu yang sangat sering
Bayi baru lahir dapat menyusu 8–12 kali per hari, terutama saat mengalami growth spurt. Setiap kali menyusu, usus menerima rangsangan yang membuat gerakannya lebih aktif. Bila jadwal menyusu berdekatan, rangsangan tersebut muncul berulang sehingga BAB keluar lebih sering, namun dengan jumlah kecil.
3. Kondisi kembung
Kembung bisa muncul ketika bayi menelan udara saat menyusu, posisi latch kurang tepat, atau sensitivitas terhadap makanan tertentu yang dikonsumsi ibu. Bayi yang kembung sering terlihat mengejan seolah ingin BAB, tetapi hanya mengeluarkan sedikit feses atau lendir.
4. Sembelit pada bayi
Meski sering dianggap hanya terjadi pada anak yang lebih besar, sembelit juga dapat dialami bayi, terutama yang mengonsumsi susu formula atau baru mulai MPASI. Feses menjadi keras atau berbentuk bulatan kecil sehingga hanya sedikit yang keluar saat bayi mengejan.
Dalam kondisi ini, bayi biasanya tampak tidak nyaman dan membutuhkan waktu lama ketika berusaha BAB.
5. Efek perubahan susu formula
Peralihan merek atau jenis susu formula dapat membuat saluran cerna bayi memerlukan waktu untuk kembali menyesuaikan diri. Pada fase adaptasi ini, BAB bisa lebih sering tetapi sedikit. Umumnya kondisi ini membaik dalam beberapa hari setelah tubuh bayi mengenali komposisi susu yang baru.
6. Alergi atau intoleransi terhadap makanan tertentu
Beberapa bayi memiliki alergi terhadap protein susu sapi atau intoleransi laktosa. Kondisi ini menyebabkan BAB lebih sering, sedikit, serta bisa disertai lendir. Gejala lain yang dapat muncul adalah ruam kulit, kembung, dan rewel berkepanjangan. Meski tidak seumum penyebab lainnya, faktor ini perlu diwaspadai terutama bila keluhan tak kunjung membaik.
7. Gangguan pencernaan
Infeksi virus ringan, iritasi usus, atau ketidakseimbangan bakteri dalam usus dapat memicu perubahan pola BAB. Lingkungan tropis seperti Indonesia membuat bayi lebih mudah terpapar virus penyebab gangguan pencernaan.
Pada kasus yang jarang, gangguan motilitas usus atau efek samping obat-obatan tertentu bisa menimbulkan keluhan serupa. Bila bayi menunjukkan tanda bahaya seperti perut keras, rewel terus-menerus, atau berat badan sulit naik, pemeriksaan dokter sangat disarankan.
Kapan Orang Tua Perlu Waspada?
Walaupun sering kali tidak berbahaya, beberapa tanda berikut perlu mendapat perhatian medis segera:
Perut bayi tampak keras atau membesar
Rewel terus-menerus tanpa sebab jelas
BAB disertai darah
Muntah berulang
Demam
Berat badan tidak naik sesuai grafik tumbuh
Gejala tersebut bisa menandakan gangguan pencernaan yang memerlukan pemeriksaan langsung oleh tenaga kesehatan.
Memahami Pola BAB untuk Merawat Bayi dengan Lebih Tenang
Mengetahui ragam penyebab BAB sedikit-sedikit akan membantu orang tua membedakan kondisi normal dan kondisi yang perlu ditangani lebih lanjut. Bila orang tua masih ragu, berkonsultasi dengan dokter menjadi langkah terbaik untuk memastikan kesehatan Si Kecil tetap optimal.(Tim)









