KLIKINAJA, KERINCI – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Kabupaten Kerinci yang berlaku pada 8–13 Desember 2025. Dalam periode tersebut, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi dan dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor di sejumlah kecamatan.
Peringatan ini disampaikan menyusul hasil pemantauan dan analisis atmosfer per 7 Desember 2025 yang menunjukkan adanya peningkatan aktivitas cuaca di wilayah barat Provinsi Jambi, termasuk Kerinci. BMKG menegaskan, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan karena cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu, baik pagi, siang, sore maupun malam hari.
Pola Angin dan Suhu Laut Picu Pembentukan Awan Hujan
Dalam analisisnya, BMKG menemukan adanya belokan angin (shearline) di wilayah Jambi bagian barat yang berperan penting dalam pembentukan awan konvektif. Belokan angin ini menyebabkan massa udara berkumpul dan naik, sehingga memicu pertumbuhan awan hujan lebih intens.
Kondisi tersebut diperkuat oleh nilai Dipole Mode Index (DMI) yang berada pada kisaran –0,46. Nilai DMI ini mengindikasikan adanya kondisi yang mendukung peningkatan suplai uap air di wilayah barat Sumatera. Selain itu, anomali suhu muka laut di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera tercatat berada pada kondisi netral hingga hangat, yang juga berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di sekitar Kerinci dan sekitarnya.
Kombinasi faktor-faktor atmosfer dan laut ini membuat potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Kerinci meningkat selama masa peringatan dini berlangsung.
Dampak Bibit Siklon Tropis 91S terhadap Kerinci
BMKG Kerinci juga memantau adanya Bibit Siklon Tropis 91S yang terdeteksi di Samudera Hindia barat Lampung pada 7 Desember 2025 pukul 00.00 UTC. Secara langsung, sistem ini tidak berdampak signifikan ke wilayah Kerinci karena berada cukup jauh dari pusat kegiatan masyarakat.
Namun demikian, keberadaan bibit siklon tersebut dapat memperkuat dinamika atmosfer di sekitarnya dan memicu peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah barat Indonesia. Dalam konteks Kerinci, kondisi atmosfer yang sudah labil sebelumnya menjadi semakin sensitif terhadap pertumbuhan awan hujan lebat.
Wilayah Rawan Banjir dan Longsor di Kerinci
BMKG menilai, dengan intensitas hujan yang berpotensi meningkat, risiko bencana hidrometeorologi di Kerinci juga ikut naik. Ancaman yang perlu diantisipasi meliputi banjir, banjir bandang, genangan air di kawasan permukiman, hingga tanah longsor di wilayah perbukitan.
Kerinci yang sebagian besar berupa daerah pegunungan dan lereng curam membuat potensi longsor semakin tinggi, terutama di sekitar tebing jalan, pemukiman di bawah lereng, serta kawasan dengan kondisi tanah yang labil.
Sejumlah kecamatan yang disebut berada dalam zona kewaspadaan antara lain:
Bukit Kerman
Air Hangat Barat
Air Hangat Timur
Batang Merangin
Danau Kerinci
Depati Tujuh
Kayu Aro Barat
Sitinjau Laut
Siulak Mukai
Warga di daerah tersebut diminta lebih berhati-hati terhadap potensi luapan sungai, pergeseran tanah, dan runtuhan material di sekitar tebing maupun badan jalan.
Imbauan BMKG untuk Warga Kerinci
BMKG Stasiun Meteorologi Depati Parbo mengingatkan, hujan lebat pada periode 8–13 Desember 2025 bisa terjadi kapan saja, tidak hanya pada sore atau malam hari. Karena itu, masyarakat diminta tidak lengah dan tetap memantau perkembangan informasi cuaca dari kanal resmi.
Warga dianjurkan untuk:
Mengikuti update cuaca melalui akun resmi @bmkgkerinci.
Memanfaatkan aplikasi InfoBMKG untuk memantau prakiraan cuaca harian.
Menghubungi layanan kontak Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci jika membutuhkan informasi lebih rinci.
Selain itu, warga yang tinggal di dekat bantaran sungai atau lereng curam disarankan mengecek kondisi lingkungan sekitar secara berkala. Bila menemukan tanda-tanda potensi longsor seperti retakan tanah, pohon miring, atau aliran air keruh tidak biasa, diimbau segera melapor ke aparat desa atau pihak terkait.
Peringatan dini cuaca ini secara resmi ditandatangani oleh Kepala Stasiun Meteorologi Depati Parbo Kerinci, Kurnianingsih, S.P., M.T.. BMKG berharap, informasi ini tidak hanya diketahui, tetapi juga direspons dengan langkah-langkah kesiapsiagaan di tingkat keluarga, komunitas, hingga pemerintah daerah.(Tim)









