KLIKINAJA, SAROLANGUN – Curah hujan yang mengguyur Kabupaten Sarolangun sejak awal pekan membuat beberapa kawasan berada pada kondisi siaga. Selain banjir, ancaman tanah longsor di wilayah perbukitan juga menjadi perhatian pemerintah daerah.
Bupati Sarolangun, Hurmin menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang maupun angin kencang. Menurutnya, kewaspadaan dini menjadi kunci untuk meminimalkan risiko.
“Warga yang tinggal di dekat aliran sungai atau lereng bukit sebaiknya lebih hati-hati karena potensi bencana bisa muncul kapan saja,” ujar Hurmin, belum lama ini.
Untuk menghadapi kondisi ini, Pemkab Sarolangun telah menyiapkan satuan tugas tanggap bencana yang terdiri dari berbagai unsur perangkat daerah. Tim tersebut bertugas memantau perkembangan cuaca, mengumpulkan laporan dari lapangan, hingga melakukan langkah cepat apabila terjadi bencana. Hurmin menegaskan bahwa koordinasi antar lembaga telah berjalan sejak beberapa hari terakhir.
“Kita telah mengaktifkan tim sejak kemarin untuk memastikan seluruh sektor bergerak. Banjir memang rutin terjadi setiap tahun, meski tingkatannya berbeda-beda. Karena itu, pemantauan terhadap ketinggian air sungai menjadi prioritas,” katanya.
Catatan pemerintah daerah menunjukkan bahwa banjir besar terakhir terjadi pada awal 2024 dan kembali terulang pada akhir Februari 2025 di sejumlah kecamatan. Wilayah yang paling sering terdampak antara lain Kecamatan Cermin Nan Gedang, Limun, Sarolangun, Pauh, dan Mandiangin.
Sementara itu, ancaman tanah longsor banyak ditemukan di kawasan perbukitan seperti Kecamatan Batang Asai, eks Marga Bukit Bulan, serta sebagian wilayah di Kecamatan Limun. Struktur tanah yang labil membuat wilayah tersebut mudah bergerak ketika curah hujan tinggi.
Pemerintah daerah mengimbau warga untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda awal bencana, seperti retakan tanah, naiknya debit sungai secara tiba-tiba, atau pohon-pohon yang mulai miring.(Dea)









