KLIKINAJA, JAMBI – Ketinggian air Sungai Batanghari kembali meningkat dan kini berada pada level siaga 1. Meski kondisi masih terpantau aman, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi mengingatkan warga di bantaran sungai agar tetap meningkatkan kewaspadaan, terutama pada periode hujan yang masih intens.
Kepala BPBD Provinsi Jambi, Bachyuni Deliansyah, menjelaskan bahwa tinggi muka air Sungai Batanghari berada di kisaran sembilan meter. Sementara batas yang harus diwaspadai adalah ketika permukaan air mendekati angka 11 meter.
“Elevasi air saat ini masih stabil di angka sembilan. Namun masyarakat tetap harus waspada karena potensi kenaikan bisa terjadi kapan saja,” ujar Bachyuni.
Di antara 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi, baru Kabupaten Sarolangun dan Tebo yang resmi meningkatkan status dari kesiapsiagaan menjadi siaga darurat. Kenaikan level itu dilakukan setelah wilayah tersebut mencatat peningkatan curah hujan serta naiknya permukaan air di sejumlah titik rawan banjir.
Bachyuni menilai daerah lain perlu melakukan langkah serupa. Menurutnya, peningkatan status sangat penting agar seluruh proses penanganan bencana dapat berjalan dengan sistem komando yang terarah.
“Kami mengimbau kepala daerah lain segera menyesuaikan status. Ketika status dinaikkan, penanganan bencana bisa dilakukan lebih terkoordinasi,” katanya.
Laporan hasil koordinasi BPBD bersama BMKG Jambi menunjukkan tren peningkatan curah hujan dalam beberapa pekan terakhir. Rata-rata curah hujan kini mencapai 300 milimeter, angka yang masuk kategori tinggi dan berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, serta luapan sungai.
Data dari Stasiun Pompa Kota Jambi pada Selasa (2/12) kemarin mencatat ketinggian permukaan air di titik pantau Tanggo Rajo berada pada level 9,03 meter dari dasar pengukuran. Kondisi tersebut menjadi indikator penting bahwa Sungai Batanghari sedang mengalami peningkatan debit secara bertahap.
BPBD Provinsi Jambi telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi guna menghadapi potensi bencana. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendirikan posko induk sebagai pusat koordinasi penanganan banjir dan evakuasi warga jika diperlukan.
Selain itu, BPBD membagikan perangkat komunikasi handy talkie (HT) kepada petugas lapangan di beberapa kabupaten/kota. Peralatan tersebut disiapkan untuk memastikan informasi terkait kondisi sungai, cuaca, maupun laporan masyarakat dapat tersampaikan lebih cepat.
Menurut Bachyuni, kesiapan komunikasi menjadi salah satu faktor penting dalam penanganan bencana di lapangan. Dengan perangkat yang memadai, proses pemantauan dan koordinasi antarpihak bisa dilakukan lebih efektif.
Melihat kondisi cuaca yang masih fluktuatif, BPBD Provinsi Jambi kembali meminta kepala daerah untuk segera meningkatkan status jika situasi di wilayah masing-masing menunjukkan potensi bahaya.
“Dalam beberapa hari ke depan kami akan kembali menegaskan imbauan agar status di tiap kabupaten dinaikkan. Tujuannya agar semua langkah penanganan berada dalam satu komando dan tidak berjalan sendiri-sendiri,” tambah Bachyuni.
Masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah bantaran Sungai Batanghari atau daerah rawan genangan, juga diminta aktif memantau perkembangan informasi resmi dari pemerintah. Warga diminta tidak panik namun tetap bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.(Tim)









