KLIKINAJA, SUNGAI PENUH – Malam di Dusun Empeh, Kecamatan Sungai Penuh, terasa jauh lebih hidup dari biasanya. Denting alat musik tradisional berpadu dengan sorak penonton yang memenuhi lapangan desa, menyaksikan Festival Budaya Adat Datuk Singarapih Putih, Minggu (30/11). Bukan sekadar panggung hiburan, acara ini menjadi ruang bagi masyarakat untuk menjaga ingatan kolektif tentang adat nenek moyang mereka.
Wakil Wali Kota Sungai Penuh, Azhar Hamzah, bersama Ketua GOW Mawarti Azhar, turut hadir menyaksikan kemeriahan malam budaya tersebut. Kehadiran mereka membuka dialog baru tentang bagaimana adat tidak hanya dipertontonkan, tetapi perlu diwariskan dan ditanamkan pada generasi muda agar tidak hilang ditelan zaman.
Tak hanya pejabat daerah seperti Sekda Alpian SE, MM dan unsur Forkopimda yang terlihat di lokasi, para Depati, Ninik Mamak, ulama hingga tokoh masyarakat ikut larut dalam suasana. Banyak di antara mereka menyebut festival ini sebagai kesempatan langka untuk merawat ingatan tentang Datuk Singarapih Putih—tokoh adat yang selama ini menjadi bagian penting sejarah lokal.
Azhar Hamzah dalam kesempatan itu menegaskan bahwa budaya bukan sekadar cerita yang bisa dibaca lalu dilupakan. “Warisan adat adalah identitas. Bila kita biarkan pudar, maka hilang pula jati diri masyarakatnya,” ungkapnya.
Berbagai persembahan tari, musik tradisional hingga ritual adat tampil bergantian. Anak-anak yang ikut menari, para pemuda yang menjaga dekorasi panggung, hingga orang tua yang duduk menonton dengan penuh bangga—semuanya membaur tanpa jarak. Festival ini tidak hanya mempertemukan orang, tapi juga mempertemukan masa lalu dengan masa kini.
Warga berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti pada panggung semalam. Mereka ingin festival ini menjadi ruang belajar, tempat bercerita, dan wadah memperkuat hubungan antar generasi. Di Dusun Empeh, adat bukan sekadar kenangan, tapi napas hidup yang ingin terus dijaga bersama.(Tim)









