KLIKINAJA, JAKARTA – Akses ke berbagai platform digital sempat tersendat pada Selasa malam, 18 November 2025. Sejumlah layanan populer seperti X, Canva, hingga sistem kecerdasan buatan termasuk ChatGPT mengalami kendala serentak. Gangguan tersebut belakangan diketahui berkaitan dengan masalah internal di infrastruktur internet milik Cloudflare, perusahaan Amerika Serikat yang menyediakan layanan keamanan dan distribusi konten.
Insiden ini terjadi di tengah sorotan pemerintah Indonesia terhadap kepatuhan Cloudflare sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE). Perusahaan itu merupakan satu dari 25 entitas digital yang baru saja menerima surat peringatan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) karena belum menyelesaikan proses pendaftaran sesuai ketentuan.
Gangguan Teknologi Muncul Bersamaan dengan Peringatan Pemerintah
Kendala akses mulai dirasakan pengguna di berbagai wilayah sejak malam hari. Banyak layanan yang biasanya stabil mendadak sulit dijangkau, memicu diskusi luas di platform X. Warganet menyoroti kemungkinan badai pemblokiran, khususnya karena Cloudflare menjadi fondasi bagi sebagian besar situs modern.
Cloudflare dikenal sebagai salah satu penyedia layanan keamanan dan CDN terbesar di dunia. Sekitar seperlima website global memanfaatkan teknologinya, mulai dari proteksi serangan siber hingga sistem verifikasi bot. Ketergantungan yang begitu besar membuat setiap gangguan teknis langsung berdampak luas.
Di tengah situasi itu, Cloudflare juga tengah menghadapi masalah administratif. Komdigi menilai perusahaan belum memenuhi kewajiban pendaftaran PSE. Status ini membuat posisi Cloudflare menjadi krusial, terutama bagi platform yang bergantung pada layanan mereka untuk operasional harian.
Komdigi Minta Platform Mulai Siapkan Alternatif
Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, mengingatkan bahwa ketidakpatuhan Cloudflare dapat menimbulkan risiko jangka panjang bagi ekosistem digital di Indonesia. Ia menilai platform digital perlu menyiapkan langkah antisipatif agar tidak terpukul jika terjadi pembatasan layanan.
“Jika Cloudflare tidak menunjukkan itikad baik untuk memenuhi aturan, platform harus mempertimbangkan opsi lain. Tapi kalau mereka kooperatif, tentu ada ruang bagi kami untuk memberikan kelonggaran waktu,” ujarnya pada Rabu, 19 November 2025.
Alex menambahkan, mengandalkan satu penyedia infrastruktur tanpa rencana cadangan sangat berbahaya. Menurutnya, mekanisme kepatuhan harus dipandang sebagai bagian dari tata kelola layanan digital, bukan sekadar formalitas.
“Ketergantungan penuh tidak ideal. Jika mereka tidak mematuhi aturan, kita harus punya solusi lain. Tidak bisa selamanya bergantung pada satu perusahaan,” tegasnya.
Cloudflare Jelaskan Penyebab Gangguan dan Bantah Serangan Siber
Sementara itu, Cloudflare menyampaikan klarifikasi resmi mengenai gangguan yang terjadi. Perusahaan menjelaskan bahwa malfungsi dipicu oleh file konfigurasi otomatis yang dirancang untuk memantau dan memproses lalu lintas ancaman. File tersebut tiba-tiba berkembang jauh di luar batas normal, menyebabkan perangkat lunak pengatur trafik di sejumlah layanan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Cloudflare memastikan insiden ini tidak berkaitan dengan upaya peretasan atau serangan dari pihak luar. Kendala murni bersumber dari kesalahan sistem internal.
“Mengingat peran signifikan Cloudflare dalam menjaga stabilitas internet global, gangguan sebesar ini jelas tidak dapat diterima. Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh mitra dan pengguna internet yang terkena dampaknya,” ujar perwakilan perusahaan dalam keterangan tertulis.
Dampak Berantai dan Kekhawatiran Ekosistem Digital
Gangguan yang terjadi menunjukkan besarnya ketergantungan dunia digital terhadap infrastruktur tertentu. Ketika satu titik mengalami masalah, efeknya langsung menjalar ke berbagai platform, dari media sosial hingga layanan produktivitas.
Bagi Indonesia, situasi ini menjadi dorongan agar para penyedia layanan digital memperkuat diversifikasi infrastruktur dan mematuhi aturan lokal. Selain untuk alasan keamanan, kepatuhan administratif juga memastikan layanan tidak terganggu oleh isu legalitas.
Gangguan yang melibatkan Cloudflare pada 18 November 2025 menjadi pengingat bahwa kestabilan internet global sangat bergantung pada sistem yang kompleks dan saling terhubung. Pemerintah Indonesia kini menekankan pentingnya kepatuhan PSE, sementara penyedia layanan digital didorong menyiapkan langkah mitigasi agar layanan tetap aman dan berkelanjutan.(Tim)









