KLIKINAJA, KERINCI – Posisi juru kunci yang diraih Kabupaten Kerinci pada MTQ ke-54 Provinsi Jambi memunculkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Bupati Kerinci, Monadi, menilai hasil tersebut sebagai peringatan keras bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pembinaan kafilah.
Ia menegaskan bahwa capaian itu tidak boleh direspons dengan saling tuding, melainkan dijadikan dasar untuk memperbaiki sistem pembinaan secara menyeluruh.
Menurut Monadi, realitas pahit tersebut harus diterima dengan lapang dada. Ia menyebutkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi agar prestasi MTQ dapat kembali meningkat.
“Kita harus jujur bahwa hasil ini jauh dari apa yang kita harapkan. Namun ini bukan akhir. Justru menjadi momentum untuk memperbaiki pembinaan dari awal hingga pelaksanaan seleksi,” ujarnya.
Monadi yang baru sekitar sepuluh bulan memimpin Kerinci mengingatkan bahwa prestasi tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Ia menilai proses pembinaan qori dan qoriah mesti dilakukan secara berkelanjutan dan terukur.
Menurutnya, MTQ bukan sekadar ajang perlombaan, tapi juga bagian dari syiar Islam yang mencerminkan kualitas pembinaan umat di daerah. Karena itu, ia mengajak seluruh stakeholder—mulai dari Kementerian Agama, LPTQ, pelatih, hingga pengurus di tingkat kecamatan—untuk memperkuat kolaborasi.
Dalam kesempatan tersebut, Monadi juga menyinggung perlunya penataan ulang strategi pembinaan. Ia menilai bahwa dukungan fasilitas, program pelatihan, dan sistem seleksi harus diperbaiki agar kafilah Kerinci dapat bersaing lebih baik. Pemerintah daerah, kata dia, siap melakukan intervensi yang lebih serius melalui peningkatan anggaran dan penyediaan sarana pelatihan yang memadai.
“Tahun mendatang kita tidak boleh lagi berada di posisi seperti ini. Pemerintah daerah akan memperkuat fasilitas pembinaan, memastikan pelatihan berlangsung sepanjang tahun, dan menerapkan proses seleksi yang lebih profesional,” tegasnya.
Monadi juga meminta agar pembinaan tidak hanya fokus pada masa menjelang MTQ. Ia menilai pola lama yang hanya mengandalkan pelatihan singkat menjelang kompetisi sudah tidak relevan. Pembinaan jangka panjang, regenerasi peserta, serta kontinuitas latihan harus menjadi standar baru agar kafilah Kerinci lebih siap bersaing.
Meski hasil MTQ tahun ini mengecewakan, Monadi mengajak masyarakat Kerinci tetap optimistis. Ia yakin daerahnya mampu bangkit jika semua pihak bergerak bersama dan melihat hasil MTQ sebagai dorongan untuk memperbaiki diri. “Prestasi Kerinci akan kembali ke jalurnya. Kekalahan ini adalah alarm agar kita semua bergerak lebih serius,” pungkasnya.
Ke depan, Pemkab Kerinci dijadwalkan mengadakan evaluasi resmi dengan seluruh unsur yang terlibat. Dari pertemuan tersebut diharapkan muncul rekomendasi konkret untuk memperbaiki sistem pembinaan, termasuk penguatan sekolah tilawah, pelatihan intensif, dan pendampingan qori–qoriah muda.
Melalui langkah-langkah tersebut, pemerintah daerah berharap Kerinci dapat kembali menunjukkan kemampuan terbaiknya di panggung MTQ Provinsi Jambi pada tahun-tahun mendatang.(Dea)









