Klikinaja, Kerinci – Salah satu proyek strategis nasional di Provinsi Jambi, yakni pembangunan PLTA Kerinci Batang Merangin, saat ini sedang jadi perhatian warga. Proyek yang berlokasi di Sungai Tanjung Merindu, Kecamatan Danau Kerinci, dinilai membawa dampak langsung terhadap masyarakat di sekitar lokasi, khususnya di Desa Pulau Pandan dan Desa Karang Pandan.
Warga dari dua desa tersebut menyampaikan aspirasi mereka terkait dampak pembangunan terhadap lingkungan dan sumber penghidupan sehari-hari. Mereka bahkan meminta agar aktivitas proyek dihentikan sementara.
Menanggapi keluhan tersebut, Humas PLTA Kerinci, H. Aslori Ilham, memberikan klarifikasi kepada awak media pada Selasa, 8 Juli 2025. Ia menyatakan bahwa perusahaan telah menjalankan tanggung jawabnya, khususnya dalam hal kompensasi kepada warga terdampak.
“Setiap Kepala Keluarga sudah menerima kompensasi sebesar Rp 5 juta. Angka ini bukan keputusan sepihak, tapi hasil musyawarah bersama,” jelas Aslori.
Menurutnya, proses pemberian kompensasi sudah melalui jalur resmi dan disepakati bersama antara warga, tokoh adat, serta pemerintah desa.
Aslori menyebut lebih dari 500 KK sudah menerima kompensasi tersebut. Namun, masih ada segelintir warga yang belum menerimanya, karena mereka meminta jumlah kompensasi di atas kesepakatan yang telah disetujui.
“Itu yang kemudian dimanfaatkan oleh beberapa oknum untuk menciptakan opini negatif. Padahal kesepakatannya sudah jelas,” tambahnya.
Dalam pernyataannya, pihak PLTA juga menegaskan bahwa mereka terbuka terhadap dialog. Komunikasi tetap dijaga agar proses pembangunan tidak menimbulkan ketegangan yang tidak perlu.
Aslori menegaskan bahwa proyek ini memang membawa dampak sementara. Namun, setelah proses selesai, kondisi sungai dan lingkungan akan kembali seperti semula.
“Kami paham kekhawatiran warga. Tapi pembangunan ini punya manfaat jangka panjang. Setelah konstruksi selesai, aliran sungai akan kembali normal,” ucapnya.
Kekhawatiran soal menurunnya hasil tangkapan ikan juga ikut mencuat. Namun, menurut Aslori, hingga saat ini tidak ada bukti adanya “banjir ikan” atau kepunahan spesies air di area proyek.
Ia menyebut bahwa seluruh tahapan pembangunan PLTA ini sudah dikaji secara ilmiah dan disesuaikan dengan standar kelestarian lingkungan.
Pembangunan proyek besar seringkali mengundang pro dan kontra. Namun ketika dilakukan dengan pendekatan terbuka dan transparan, hasilnya dapat menguntungkan banyak pihak. Begitu juga dengan PLTA Kerinci, yang dalam jangka panjang diyakini akan meningkatkan pasokan energi serta memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat.
Setiap pembangunan pasti menimbulkan dinamika, namun dialog dan keterbukaan jadi kunci utama menjaga kedamaian di tengah masyarakat. Bagikan artikel ini jika menurutmu penting, dan jangan lupa baca berita lain seputar pembangunan dan kebijakan daerah hanya di Klikinaja.com! (End)