KLIKINAJA – Perubahan nilai tukar mata uang dunia selalu menarik minat banyak pihak, mulai dari pelaku pasar finansial, ekonom, hingga masyarakat yang ingin mengetahui arah pergerakan ekonomi global. Di tengah dominasi dolar AS dalam transaksi internasional, sejumlah mata uang lain ternyata memiliki nilai tukar jauh lebih tinggi.
Fenomena ini kembali menegaskan bahwa kekuatan sebuah mata uang tidak selalu ditentukan oleh luas wilayah atau besarnya ekonomi suatu negara. Banyak negara dengan skala ekonomi kecil justru mampu mempertahankan kurs yang sangat kuat berkat manajemen fiskal yang disiplin, cadangan devisa yang besar, hingga stabilitas politik yang terjaga.
Kawasan Timur Tengah menjadi contoh paling menonjol. Negara-negara penghasil minyak seperti Kuwait, Bahrain, dan Oman menempati posisi teratas sebagai pemilik mata uang dengan nilai tertinggi di dunia. Ketergantungan global terhadap energi membuat pendapatan negara-negara tersebut tetap stabil, sehingga mampu mempertahankan nilai tukar yang kuat dalam jangka panjang.
Kebijakan moneter yang ketat dan pengawasan pemerintah terhadap peredaran mata uang juga berperan besar dalam menjaga stabilitas tersebut. Beberapa negara menetapkan skema kurs tetap (peg) terhadap dolar AS sehingga nilai mata uang mereka tidak mudah terpengaruh gejolak pasar.
Namun, tidak semua mata uang bernilai tinggi berasal dari negara penghasil minyak. Yordania, misalnya, tetap berada dalam daftar meski tidak memiliki sumber daya minyak sebesar tetangganya. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas politik dan kepercayaan investor turut menjadi faktor penting dalam menjaga nilai tukar.
Dari kawasan Eropa, poundsterling Inggris dan franc Swiss menjadi dua mata uang yang tetap menduduki posisi kuat. Inggris didukung oleh industri keuangan global di London, sementara Swiss dikenal sebagai negara dengan tingkat keamanan ekonomi dan politik yang tinggi, menjadikannya tujuan favorit bagi dana internasional.
Di sisi lain, dolar AS tetap menjadi mata uang paling berpengaruh dalam perdagangan dunia. Meski nilai per unitnya lebih rendah dibanding beberapa mata uang Timur Tengah, dolar menguasai lebih dari 80 persen transaksi forex global, sehingga tetap menjadi barometer ekonomi internasional.
Berikut daftar lengkap mata uang dengan nilai tertinggi di dunia saat ini:
1. Dinar Kuwait (KWD)
Nilai sekitar 3,26 dolar AS per 1 KWD. Perekonomian yang bertumpu pada ekspor minyak serta kebijakan fiskal yang ketat membuat KWD bertahan sebagai mata uang terkuat.
2. Dinar Bahrain (BHD)
Sekitar 2,65 dolar AS per 1 BHD. Penguatan BHD didorong oleh pendapatan migas dan sektor keuangan.
3. Rial Oman (OMR)
Bernilai sekitar 2,60 dolar AS per 1 OMR. Oman memiliki cadangan devisa yang stabil dan sistem moneter yang konservatif.
4. Dinar Yordania (JOD)
Sekitar 1,41 dolar AS. Meski bukan produsen minyak besar, Yordania mampu menjaga stabilitas kurs melalui kebijakan moneter yang disiplin.
5. Poundsterling Inggris (GBP)
Nilai berkisar 1,22–1,32 dolar AS, didukung oleh dominasi sektor jasa keuangan.
6. Pound Gibraltar (GIP)
Memiliki nilai sama dengan GBP karena dipatok 1:1. Ekonominya ditopang sektor jasa dan pariwisata.
7. Dolar Kepulauan Cayman (KYD)
Sekitar 1,20–1,22 dolar AS. Cayman dikenal sebagai pusat keuangan internasional.
8. Franc Swiss (CHF)
Bernilai 1,08–1,26 dolar AS. CHF sering dianggap sebagai aset aman (safe haven).
9. Euro (EUR)
Berkisar 1,08–1,18 dolar AS, dipakai oleh lebih dari 20 negara di Eropa.
10. Dolar Amerika Serikat (USD)
Meski nilainya 1 USD, mata uang ini mendominasi transaksi perdagangan global dan menjadi standar utama nilai tukar dunia.
Daftar ini menunjukkan bahwa nilai tukar yang tinggi tidak selalu menggambarkan ukuran ekonomi negara secara keseluruhan. Kepercayaan internasional, stabilitas fiskal, serta cadangan devisa tetap menjadi elemen kunci dalam menjaga kekuatan suatu mata uang.
Kuatnya sejumlah mata uang dunia mencerminkan keberhasilan negara dalam menjaga stabilitas ekonomi dan fiskal. Di tengah kondisi global yang terus berubah, negara dengan manajemen moneter yang disiplin terbukti mampu mempertahankan nilai tukar mereka tetap kompetitif.(Tim)









