KLIKINAJA – Keracunan makanan dapat menimbulkan gejala mendadak seperti mual, diare, muntah, hingga kram perut. Untuk membantu meredakan keluhan tersebut, ada sejumlah obat yang umum digunakan dan dinilai aman bila dikonsumsi sesuai aturan pakai. Berikut penjelasan lengkap mengenai pilihan obat, cara kerja, serta dosis umumnya.
Gejala Keracunan Makanan dan Cara Mengatasinya
Sebagian besar kasus keracunan makanan disebabkan makanan terkontaminasi bakteri, virus, atau toksin. Kondisi ini biasanya muncul dalam beberapa jam setelah makanan dikonsumsi. Penanganan awal yang dianjurkan adalah beristirahat, minum air yang cukup, serta menggunakan obat yang dapat mengurangi diare, mual, atau kram.
Berikut daftar obat yang sering direkomendasikan untuk membantu meredakan gejala.
1. Loperamide (Imodium) – Mengurangi Frekuensi Diare
Loperamide bekerja dengan memperlambat pergerakan usus sehingga tubuh dapat menyerap cairan lebih optimal. Dengan mekanisme ini, tinja menjadi lebih padat dan frekuensi buang air besar bisa menurun.
Obat ini umumnya tersedia dalam bentuk tablet. Dosis dewasa biasanya 2 tablet saat pertama kali digunakan, lalu 1 tablet setiap kali buang air besar, dengan batas maksimal 8 tablet per hari. Penggunaannya sebaiknya tidak melebihi anjuran agar tidak menimbulkan sembelit berlebih.
2. Hyoscine Butylbromide (Buscopan) – Meredakan Kram dan Nyeri Perut
Hyoscine butylbromide dikenal sebagai obat antispasmodik yang membantu melemaskan otot polos di saluran cerna. Efek ini dapat mengurangi kontraksi berlebihan yang memicu kram dan rasa tegang di perut.
Biasanya, obat ini diberikan dalam dosis 1 tablet sebanyak 3 kali sehari. Pada kondisi tertentu, dosis bisa ditingkatkan menjadi 4 kali sehari, sesuai kebutuhan dan toleransi tubuh.
3. Tay Pin San – Herbal untuk Mual dan Perut Kembung
Produk herbal tradisional ini mengandung campuran bahan alami seperti vitex trifolia fructus, angelicae anomalia radix, dan elsholtzia splendens herba. Kombinasi tersebut telah lama digunakan untuk meredakan mual, perut kembung, serta gangguan pencernaan ringan.
Tay Pin San tersedia dalam bentuk serbuk yang harus dilarutkan sebelum diminum. Takaran umumnya 1 sachet sekali minum, bisa dipakai 1–2 kali sehari tergantung gejala.
4. Oralit – Mengganti Cairan dan Elektrolit yang Hilang
Salah satu risiko paling serius dari keracunan makanan adalah dehidrasi akibat muntah dan diare. Oralit terdiri dari glukosa, natrium, kalium, dan elektrolit lain yang dirancang untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.
Setiap sachet dilarutkan dalam air, lalu diminum setelah muncul gejala diare atau muntah. Pada orang dewasa, kebutuhan rata-rata mencapai 2–3 gelas larutan oralit per hari, atau lebih sesuai tingkat kehilangan cairan.
Berapa Lama Keracunan Makanan Akan Sembuh?
Dalam banyak kasus, keracunan makanan dapat pulih dalam 1–3 hari. Penderita dianjurkan mengonsumsi makanan ringan, memperbanyak minum air putih, dan menghindari minuman berkafein atau bersoda.
Namun, kondisi tertentu memerlukan perhatian medis segera, terutama bila gejala semakin berat atau tidak membaik.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera hubungi tenaga medis bila muncul tanda bahaya berikut:
Demam tinggi
Muntah terus-menerus
BAB berdarah
Tanda dehidrasi berat, seperti pusing atau urin sangat sedikit
Gejala tidak membaik setelah 2–3 hari
Penanganan dokter diperlukan untuk menentukan penyebab, risiko infeksi, dan pengobatan lanjutan yang lebih tepat.
Penggunaan obat keracunan makanan perlu disesuaikan dengan gejala yang muncul. Loperamide dapat membantu mengendalikan diare, Buscopan meredakan kram, sementara Oralit sangat penting untuk mencegah dehidrasi. Jika kondisi memburuk, pemeriksaan dokter tidak boleh ditunda.(Tim)









