KLIKINAJA, SUNGAI PENUH – Kota Sungai Penuh mencatat perkembangan positif di sektor ketenagakerjaan pada 2025, setelah angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berhasil ditekan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini dinilai sebagai bukti bahwa berbagai program pemerintah mulai memberikan dampak nyata terhadap perekonomian masyarakat.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan TPT Kota Sungai Penuh pada 2025 berada di angka 4,09 persen, turun dari 4,30 persen pada 2024. Meski tidak terlalu besar, selisih ini disebut sebagai indikator bahwa serapan tenaga kerja meningkat secara konsisten sepanjang tahun.
Kepala BPS Kota Sungai Penuh, Yudhi Fri Amara, menjelaskan bahwa perbaikan tersebut terjadi berkat rangkaian kebijakan yang digulirkan pemerintah pusat dan daerah. Menurutnya, beberapa program besar menyumbang pengaruh signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja.
Ia menyebut dua sektor yang paling menonjol, yakni perekrutan pegawai PPPK dan implementasi program makan bergizi gratis. Dua agenda besar tersebut membutuhkan tambahan tenaga kerja di banyak bidang, mulai dari administrasi, distribusi logistik, hingga pendamping lapangan.
“Langkah-langkah ini memberi kontribusi berarti terhadap penurunan angka pengangguran di Sungai Penuh,” ujar Yudhi, Kamis (4/12/2025).
Selain dua program utama itu, BPS menilai beragam kebijakan lain turut memperkuat kondisi ketenagakerjaan. Pembukaan usaha baru, meningkatnya mobilitas perdagangan, dan bergairahnya sektor jasa memberikan ruang lebih luas bagi pencari kerja.
Pemerintah daerah juga dianggap berperan penting melalui berbagai inisiatif berbasis pemberdayaan masyarakat. Dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu fokus yang diyakini dapat memperluas kesempatan kerja di tingkat lokal.
Menurut analisis BPS, ketika UMKM tumbuh dan infrastruktur pendukungnya membaik, perputaran ekonomi di daerah cenderung meningkat. Hal inilah yang dalam beberapa tahun terakhir terlihat mulai mengemuka di Sungai Penuh.
Meski menunjukkan tren positif, Yudhi mengingatkan bahwa penurunan TPT tidak boleh membuat pemerintah terlena. Ia menegaskan perlunya inovasi berkelanjutan agar penciptaan lapangan kerja tetap terjaga.
Ia menyarankan agar pemerintah daerah terus memperluas investasi, memperbaiki infrastruktur jalan, dan memperbanyak pelatihan keterampilan kerja yang sesuai kebutuhan industri saat ini. Langkah-langkah semacam itu, menurutnya, dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih adaptif terhadap perkembangan zaman.
Pembangunan SDM juga menjadi fokus penting. Dengan peningkatan kualitas tenaga kerja lokal, Sungai Penuh diproyeksikan dapat menekan pengangguran di tahun-tahun mendatang dan menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Dengan capaian ini, Sungai Penuh dinilai berada di jalur yang benar untuk memperkuat fondasi ekonominya. Optimisme tumbuh, baik dari pemerintah maupun masyarakat, bahwa tren penurunan pengangguran akan terus berlanjut.
Sebagai kota yang bertumpu pada sektor perdagangan dan jasa, peningkatan serapan tenaga kerja menjadi modal kuat untuk memperkuat posisinya di wilayah Kerinci dan sekitarnya. Bila momentum positif ini dapat dijaga, Sungai Penuh berpeluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang semakin kompetitif.(Tim)









