Rekaman tersebut menunjukkan beberapa warga berjalan menembus jalur berlumpur sambil memikul jenazah menggunakan sarung dan bambu. Peristiwa itu disebut terjadi di wilayah Renah Pemetik, Kecamatan Air Hangat Timur, Kabupaten Kerinci, Jambi, dan langsung memicu perhatian publik setelah videonya tersebar luas di berbagai platform.
Berdasarkan informasi yang diterima, jenazah yang dibawa dengan cara tradisional itu adalah warga yang meninggal di kawasan Lubuk Tabun, Kecamatan Siulak Mukai yang akan dibawa ke Semurup, Kecamatan Air Hangat. Proses evakuasi terpaksa dilakukan tanpa kendaraan karena kondisi jalan tidak memungkinkan dilalui ambulans.
Chairul, warga setempat, menjelaskan bahwa korban meninggal pada malam sebelumnya. Ia menyebut medan berlumpur menjadi penyebab utama kendaraan tidak dapat masuk ke lokasi. “Jalan sangat rusak dan penuh lumpur, jadi mobil tidak bisa menjangkau area tersebut,” kata Chairul saat dimintai keterangan, Kamis (10/12).
Warga kemudian membawa jenazah dengan berjalan kaki menuju titik terdekat yang bisa diakses ambulans, yakni di kawasan Sungai Tembang. Perjalanan panjang itu berlangsung tidak mudah. Para penandu harus menembus jalan licin dan berkali-kali hampir terjatuh akibat kondisi medan yang ekstrem, terlebih jarak yang ditempuh mencapai kurang lebih 10 kilometer.
Menurut Chairul, situasi seperti ini bukan kejadian baru bagi warga di Renah Pemetik dan sekitarnya. Ia menuturkan, masyarakat telah puluhan tahun bergantung pada cara manual untuk membawa warga sakit maupun jenazah karena tidak adanya akses jalan yang layak. Kondisi tersebut membuat pelayanan kesehatan dan mobilitas warga sangat terganggu.
Ia berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan persoalan yang sudah lama dirasakan masyarakat pedalaman Kerinci tersebut. “Kami meminta pemerintah melihat langsung keadaan di sini. Jalan yang layak sangat dibutuhkan agar warga tidak lagi kesulitan, terutama dalam kondisi darurat,” ujarnya.
Video yang viral itu kembali membuka diskusi publik tentang ketimpangan infrastruktur di wilayah pegunungan Kerinci. Perbaikan akses jalan dinilai menjadi kebutuhan mendesak agar warga dapat memperoleh layanan kesehatan dan transportasi yang lebih manusiawi.









