Australia Terapkan Larangan Medsos untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 14 November 2025 - 09:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock

Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock

KLIKINAJA – Mulai 10 Desember 2025, Australia resmi melarang anak di bawah usia 16 tahun memiliki akun media sosial. Platform besar seperti TikTok, Meta, dan Snapchat memilih menonaktifkan akun remaja demi menghindari denda hingga 50 juta dolar Australia atau sekitar Rp545 miliar.

Kebijakan baru pemerintah Australia ini menandai langkah tegas dalam melindungi anak-anak dari dampak negatif dunia digital. Aturan tersebut mewajibkan seluruh platform media sosial memastikan pengguna berusia minimal 16 tahun sebelum mengakses layanan mereka.

Menurut laporan Reuters, sejumlah perusahaan teknologi besar seperti TikTok, Snapchat, serta Meta—induk dari Facebook, Instagram, dan Threads—telah menyatakan kesiapannya untuk menyesuaikan diri. Dalam beberapa hari ke depan, platform-platform ini akan mengirimkan notifikasi ke lebih dari satu juta akun remaja di Australia.

Isi pemberitahuan itu memberi dua pilihan: pengguna bisa mengunduh data pribadi mereka dan membekukan akun, atau kehilangan akses secara permanen saat aturan baru diberlakukan. Langkah ini sekaligus menjadi sinyal berakhirnya perdebatan panjang antara pemerintah dan perusahaan teknologi terkait batas usia pengguna media sosial.

Sebelumnya, sejumlah platform sempat menolak kebijakan ini karena menilai proses pemeriksaan usia akan menyulitkan pengguna serta berpotensi melanggar privasi. Namun, menghadapi ancaman denda besar dan tekanan publik, mereka akhirnya memilih patuh.

Baca Juga :  Jumat Berkah! 17 Kode Redeem PUBG Mobile 24 Oktober 2025, Bisa Dapat UC Gratis & Skin Langka!

Untuk memastikan aturan berjalan efektif, pemerintah Australia mengharuskan perusahaan menerapkan sistem verifikasi berlapis. Tahap awal dilakukan melalui algoritma internal yang mendeteksi akun di bawah umur. Jika ada pengguna yang merasa salah diblokir, mereka bisa mengajukan banding lewat aplikasi jaminan usia (age assurance apps).

Meski teknologi tersebut sudah diuji coba, tingkat akurasinya masih menjadi perhatian. Beberapa kasus menunjukkan aplikasi terkadang keliru memblokir pengguna berusia 16–17 tahun atau justru meloloskan anak berusia 15 tahun. Kesalahan semacam itu bisa berujung pada sanksi bagi perusahaan terkait.

Bagi pengguna yang tetap tidak puas dengan hasil verifikasi, tahap terakhir adalah pengunggahan dokumen identitas resmi. Julie Dawson, Chief Policy Officer di perusahaan penyedia teknologi verifikasi Yoti, optimistis publik akan cepat beradaptasi. “Biasanya orang akan terbiasa dalam dua hingga tiga minggu. Setelah itu, proses ini akan terasa normal,” ujarnya.

Menteri Komunikasi Australia, Anika Wells, menegaskan bahwa regulasi ini merupakan langkah penting untuk menjaga keselamatan anak-anak di dunia digital. “Platform online selama ini sangat canggih dalam menargetkan anak-anak. Kami hanya meminta mereka menggunakan kecanggihan yang sama untuk melindungi mereka,” ujarnya dikutip dari Associated Press.

Penerapan kebijakan ini diyakini dapat menjadi contoh global bagi negara lain yang menghadapi persoalan serupa. Inggris dan Prancis, misalnya, telah lebih dulu mewajibkan pemeriksaan usia di situs pornografi. Sementara Denmark berencana menerapkan larangan media sosial bagi anak di bawah 15 tahun, kebijakan yang mirip dengan langkah Australia.

Baca Juga :  Raidou Remastered Resmi Hadir! Petualangan Supernatural Klasik Atlus Bangkit dengan Fitur Modern

Stephen Wilson, pendiri perusahaan konsultan keamanan digital Lockstep, menilai Australia kini menjadi pelopor dalam upaya mengendalikan dampak negatif teknologi terhadap anak muda. “Negara lain melihat Australia sebagai pionir dalam memerangi risiko dari platform digital,” ujarnya.

Namun, pakar keamanan siber dari Macquarie University, Hassan Asghar, mengingatkan adanya tantangan baru. Ia memperkirakan kemungkinan munculnya platform lain yang belum diatur dan bisa dimanfaatkan remaja untuk menghindari pembatasan. “Kita tidak bisa memprediksi semuanya. Mungkin saja platform baru akan mengambil alih peran yang ditinggalkan,” katanya.

Komisioner eSafety Australia juga menegaskan bahwa platform harus aktif mendeteksi upaya pengguna yang mencoba menipu sistem, termasuk penggunaan VPN untuk mengubah lokasi atau usia. Pemerintah berharap kebijakan ini bisa menjadi fondasi kuat dalam menciptakan ruang digital yang lebih aman bagi generasi muda.

Dengan aturan baru ini, Australia menjadi salah satu negara pertama yang mengambil langkah nyata membatasi akses media sosial berdasarkan usia. Jika implementasinya berjalan mulus, kebijakan ini berpotensi menjadi model perlindungan digital anak yang diadopsi secara global.(Tim)

Berita Terkait

Pasar Smartphone Global Q3 2025 Tunjukkan Tren Kuat
Game Wave Eliminate Tawarkan Cara Cepat Tambah Saldo DANA Gratis
Oppo Perkenalkan Apex Guard, Standar Baru Ketahanan Smartphone Modern
Riset Ungkap “123456” Masih Jadi Password Terpopuler di Dunia
Cara Cepat Dapat Saldo DANA Gratis Lewat Link DANA Kaget
Samsung Galaxy S26 Usung Desain Lebih Tipis dan Antarmuka Baru
Kode Redeem FF Max 10 November 2025: Klaim Skin Eksklusif dan Diamond Gratis
Kode Redeem Free Fire 8 November 2025: Klaim Mythos Fist dan Emote Flower of Love

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 08:30 WIB

Pasar Smartphone Global Q3 2025 Tunjukkan Tren Kuat

Senin, 17 November 2025 - 07:00 WIB

Game Wave Eliminate Tawarkan Cara Cepat Tambah Saldo DANA Gratis

Minggu, 16 November 2025 - 06:30 WIB

Oppo Perkenalkan Apex Guard, Standar Baru Ketahanan Smartphone Modern

Jumat, 14 November 2025 - 09:30 WIB

Australia Terapkan Larangan Medsos untuk Anak di Bawah 16 Tahun

Kamis, 13 November 2025 - 08:00 WIB

Riset Ungkap “123456” Masih Jadi Password Terpopuler di Dunia

Berita Terbaru

Kerinci

Sidang Malpraktik Khitan Kerinci Bongkar Dokumen Izin

Senin, 17 Nov 2025 - 18:00 WIB

Muaro Jambi

Wali Kota Jambi Bantah Praktik Jual Beli Jabatan Kepsek Negeri

Senin, 17 Nov 2025 - 17:00 WIB