KLIKINAJA, JAKARTA – Pemerintah pusat hingga kini belum menetapkan jadwal resmi pembukaan Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2026. Badan Kepegawaian Negara (BKN) bersama Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) masih merumuskan waktu pendaftaran, jumlah formasi, serta mekanisme seleksi. Koordinasi kedua lembaga tersebut menjadi dasar sebelum pengumuman final dirilis ke publik.
Keterlambatan pengumuman ini bukan tanpa alasan. Pemerintah saat ini memprioritaskan penyelesaian pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu formasi 2024. Setelah proses tersebut rampung, barulah pembahasan kuota CPNS 2026 akan difokuskan secara lebih detail.
Kebijakan Zero Growth dan Minus Growth
Arah rekrutmen ASN tahun depan tercantum dalam Nota Keuangan II Tahun 2026 yang menyebutkan penerapan kebijakan zero growth dan minus growth. Dua konsep ini menekankan efisiensi belanja pegawai di seluruh instansi.
Pada pola zero growth, jumlah ASN yang direkrut disesuaikan dengan pegawai yang pensiun agar tidak terjadi penambahan beban anggaran. Sementara minus growth mengharuskan jumlah pegawai baru lebih sedikit dari pegawai yang berhenti, sehingga struktur kepegawaian semakin ramping namun tetap efektif.
Informasi serupa dipublikasikan oleh KPU Papua Pegunungan yang menegaskan bahwa rekrutmen ASN 2026 akan berorientasi pada kebutuhan riil instansi pemerintah. Artinya, perekrutan tidak semata-mata memperbanyak pegawai, tetapi memastikan setiap posisi benar-benar memiliki urgensi.
Prediksi Formasi CPNS 2026
Walau pemerintah belum merinci jumlah formasi, sejumlah analisis menunjukkan kebutuhan ASN 2026 dapat mencapai ratusan ribu formasi secara nasional. Bidang-bidang strategis diperkirakan kembali menjadi prioritas, terutama sektor layanan dasar.
Beberapa formasi yang kemungkinan besar tetap mendominasi antara lain:
Tenaga pendidikan: guru, dosen, dan tenaga kependidikan.
Tenaga kesehatan: dokter, perawat, bidan, serta tenaga medis pendukung.
Jabatan teknis pelayanan publik: analis administrasi, perencana, dan petugas layanan pemerintahan.
Selain itu, peluang bagi lulusan SMA/SMK diprediksi tetap tersedia. Formasi yang biasanya dibuka untuk kategori ini meliputi petugas pemasyarakatan, petugas BMKG, pengamat gunung api, petugas karantina, hingga formasi satpam atau layanan operasional di tingkat pusat maupun daerah.
Syarat Umum dan Dokumen CPNS 2026
Agar tidak terlambat menyiapkan berkas, calon peserta disarankan memahami syarat dasar yang hampir selalu berlaku pada setiap seleksi CPNS.
1. Syarat Umum
Warga Negara Indonesia.
Tidak pernah dipidana dua tahun atau lebih.
Usia minimal 18 tahun dan maksimal 35 tahun saat mendaftar (beberapa jabatan seperti tenaga medis dan dosen dapat hingga 40 tahun).
Bukan anggota atau pengurus partai politik.
Tidak pernah diberhentikan tidak hormat dari instansi pemerintah maupun swasta.
Sehat jasmani dan rohani sesuai kebutuhan jabatan.
Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Indonesia.
2. Dokumen Wajib
KTP dan Kartu Keluarga.
Ijazah serta transkrip nilai asli.
Pas foto latar merah.
Swafoto untuk pembuatan akun SSCASN.
Surat lamaran kepada instansi tujuan.
Dokumen tambahan seperti STR bagi tenaga kesehatan atau sertifikasi khusus sesuai bidang.
Alur Pendaftaran CPNS
Proses pendaftaran CPNS dilakukan secara terpusat melalui portal SSCASN BKN. Berikut tahapan umumnya:
1. Mengakses situs resmi di sscasn.bkn.go.id.
2. Membuat akun menggunakan NIK dan data pribadi yang valid.
3. Memilih formasi dan instansi sesuai kualifikasi pendidikan.
4. Mengunggah seluruh dokumen dalam format dan ukuran yang telah ditentukan.
5. Memeriksa ulang data sebelum mengirimkan pendaftaran agar terhindar dari kesalahan administratif.
Pendaftar diminta berhati-hati terhadap berbagai tawaran yang mengatasnamakan pejabat atau instansi tertentu. Pemerintah menegaskan bahwa seleksi CPNS tidak memungut biaya dan tidak memiliki jalur khusus.
Persiapan Menghadapi Seleksi
Meskipun jadwal pembukaan belum diumumkan, arah kebijakan menunjukkan bahwa seleksi CPNS 2026 akan berlangsung lebih selektif dan efisien. Karena itu, calon peserta dianjurkan mulai mempersiapkan dokumen, mempelajari pola tes SKD—yakni TWK, TIU, dan TKP—dan meningkatkan kemampuan dasar.
Pemantauan berkala terhadap situs resmi BKN serta KemenPAN-RB menjadi langkah penting agar tidak tertinggal informasi terbaru. Bagi masyarakat yang menargetkan karier sebagai ASN, persiapan sejak dini adalah kunci untuk bersaing dalam seleksi yang semakin kompetitif.(Tim)









