KLIKINAJA – Stres yang tak kunjung mereda bukan hanya mengganggu suasana hati, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan fisik. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menimbulkan gejala seperti sakit kepala, gangguan tidur, hingga masalah pencernaan. Sejumlah penelitian bahkan mengaitkan stres kronis dengan percepatan proses penuaan, ditandai munculnya garis halus, kulit kusam, dan fenomena brain fog atau kabut otak.
Pendiri London Regenerative Institute, Tunc Tiryaki, menjelaskan bahwa tubuh merespons stres dengan melepaskan hormon seperti kortisol dan adrenalin. Ketika kedua hormon ini diproduksi dalam jumlah berlebihan, tubuh dapat mengalami peradangan dan kerusakan sel. Respons biologis tersebut, menurutnya, dapat berdampak pada DNA dan memicu penuaan di tingkat sel.
Selain peradangan, stres juga mengakibatkan kondisi yang disebut stres oksidatif. Ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk memperbaiki kerusakan akibat oksidasi bisa mempercepat penurunan fungsi sel. Healthline menjelaskan bahwa stres oksidatif berpotensi merusak protein dan DNA, sehingga memicu tanda-tanda penuaan sebelum waktunya.
Faktor lain yang ikut terpengaruh adalah telomer pelindung di ujung kromosom yang memendek setiap kali sel membelah. Stres berkepanjangan dapat mempercepat pemendekan telomer, yang selama ini dianggap sebagai salah satu indikator utama penuaan biologis. Ketika telomer memendek terlalu cepat, regenerasi sel pun berjalan tidak optimal.
Makanan yang Membantu Redakan Dampak Stres
Untuk mengurangi efek stres pada tubuh, ahli gizi terdaftar Nicolette Pace merekomendasikan beberapa pilihan makanan yang bisa dikonsumsi sehari-hari. Rekomendasi ini difokuskan pada tiga tanda umum stres: kerutan, kembung, dan brain fog.
Untuk mengatasi munculnya kerutan, Pace menyarankan pembatasan konsumsi gula. Ia menjelaskan bahwa gula berlebih memicu proses glikasi, yakni reaksi ketika molekul gula menempel pada kolagen dan elastin. Kedua protein penting ini berperan menjaga elastisitas dan kekuatan kulit. Jika rusak, kulit akan lebih mudah mengendur dan tampak menua.
Sebagai langkah tambahan, Pace merekomendasikan mengombinasikan asupan protein hewani seperti daging sapi, ayam, atau telur dengan makanan kaya vitamin C. Gabungan keduanya mendukung produksi kolagen yang membantu menjaga struktur kulit, tulang, hingga jaringan ikat.
Untuk mengurangi kembung, Pace menyebut beberapa makanan yang kaya enzim alami. Jahe mengandung zingibain, pepaya memiliki papain, sementara nanas kaya bromelain. Ketiga enzim ini membantu memecah protein sehingga pencernaan lebih efisien dan perut terasa lebih nyaman. Selain itu, seledri juga bisa menjadi pilihan karena sifat diuretik alaminya yang membantu mengurangi penumpukan cairan dan meningkatkan hidrasi jaringan pencernaan.
Sementara itu, gejala brain fog dapat dikurangi dengan makanan yang mengandung lutein antioksidan dari kelompok karotenoid. Lutein mampu menembus sawar darah-otak dan terakumulasi di jaringan otak sehingga mendukung fungsi kognitif. Beberapa sumber lutein yang mudah ditemui antara lain bayam, sayuran hijau tua, wortel, tomat, melon, dan ubi jalar.
Memahami dampak stres kronis dan memilih makanan yang tepat dapat membantu tubuh tetap sehat sekaligus memperlambat tanda-tanda penuaan. Mengelola stres sehari-hari tetap menjadi kunci utama agar fungsi biologis tubuh berjalan seimbang.(Tim)









