Klikinaja – Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia selalu memperingati Hari Lahirnya Pancasila, sebuah momen bersejarah yang tak hanya monumental secara politik, tetapi juga menjadi fondasi berdirinya bangsa Indonesia. Bukan sekadar rutinitas tahunan, peringatan ini menjadi refleksi kolektif atas nilai-nilai luhur yang membentuk wajah Indonesia hingga hari ini.
Secara resmi, 1 Juni ditetapkan sebagai libur Hari Nasional dan masuk dalam daftar tanggal merah kalender nasional. Berbeda dengan Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober,yang meskipun juga penting, tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Tahun ini, peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025 jatuh pada hari Minggu yang juga merupakan juga hari libur. Namun sejarah panjang yang melatarbelakanginya tetap relevan hingga hari ini.
Momentum ini merujuk pada pidato historis Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Dalam forum yang dikenal juga dengan nama Jepang-nya, Dokuritsu Junbi Cosakai, Bung Karno memperkenalkan lima gagasan dasar yang menjadi cikal bakal Pancasila.
Kelima prinsip tersebut adalah:
-
Kebangsaan Indonesia,
-
Internasionalisme atau perikemanusiaan,
-
Mufakat atau demokrasi,
-
Kesejahteraan sosial,
-
Ketuhanan yang berkebudayaan.
Pidato tersebut bukan sekadar orasi politik biasa, ia menjadi titik tolak rumusan ideologi negara, yang kemudian disempurnakan dalam sidang-sidang lanjutan hingga akhirnya dituangkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Sidang BPUPKI pertama dimulai pada 29 Mei 1945, dan usulan Pancasila Bung Karno mendapat perhatian serius. Lalu, melalui proses panjang dan dinamis,Pancasila disahkan dalam sidang PPKI pada 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi kemerdekaan. Di sanalah Pancasila resmi dicantumkan dalam Mukadimah UUD 1945 sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Penetapan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila bukan tanpa alasan. Ia menandai lahirnya ide besar tentang masa depan bangsa, bukan sekadar sebagai identitas politik, tapi sebagai jalan hidup bersama dalam keberagaman.
Bukan Seremoni, tapi Refleksi
Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni tak boleh berhenti di level seremoni formal. Ini adalah ajakan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan nyata:menjunjung persatuan, menghargai perbedaan, dan merawat demokrasi.
Tahun ini, tema peringatan Hari Lahir Pancasila yang diangkat oleh BPIP adalah:
“Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya.”
Sementara itu, logonya bertajuk “Garuda Niskala Hema”, sebuah representasi visual dari kekuatan, kebijaksanaan, dan dinamika bangsa. Elemen yang terdapat dalam logo mencakup ilustrasi manusia dengan segitiga emas mengarah ke atas, lima pilar tiang, buku terbuka, dan teks “HARLAH PANCASILA 2025”.
Menghidupkan Pancasila di Era Digital
Di era digital dan disrupsi teknologi, tantangan terhadap nilai-nilai Pancasila makin kompleks. Polarisasi politik, intoleransi, dan disinformasi menjadi ujian nyata. Justru di sinilah peran generasi muda sangat krusial—bukan hanya sebagai pewaris ideologi, tapi sebagai aktor utama dalam mewujudkannya.
Menghidupkan Pancasila hari ini berarti menjadikan semangat gotong royong, keadilan sosial, dan toleransi sebagai gaya hidup. Bukan lewat ceramah, tapi lewat tindakan konkret di dunia nyata dan media sosial.
Pancasila bukan sekadar dokumen. Ia adalah kesepakatan hidup bersama. Maka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni adalah momen penting untuk mengingat bahwa kemerdekaan dan persatuan yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari gagasan besar dan perjuangan kolektif.
Kini, tugas kita adalah menjaga dan merawatnya. Bukan karena disuruh, tapi karena sadar: tanpa Pancasila, Indonesia bukanlah Indonesia. (Tim)