FBI Ungkap Penipuan ATM Bitcoin di AS, Rugi Capai Rp 4 Triliun

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 11 Oktober 2025 - 07:27 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Klikinaja – Kasus penipuan yang melibatkan mesin ATM Bitcoin tengah jadi perhatian besar di Amerika Serikat (AS). Laporan terbaru FBI mengungkapkan kerugian masyarakat akibat kejahatan ini mencapai hampir USD 250 juta atau sekitar Rp 4,14 triliun sepanjang 2025  melonjak lebih dari dua kali lipat di banding tahun lalu.

Fenomena ini membuat banyak warga AS, terutama kalangan lanjut usia, jadi korban. Organisasi American Association of Retired Persons (AARP) yang menaungi 38 juta anggota bahkan mengeluarkan peringatan khusus agar masyarakat lebih waspada terhadap modus baru ini.

Di lansir dari ABC News (10/10/2025), cara kerja ATM Bitcoin sebenarnya sederhana. Pengguna bisa menyetor uang tunai dan langsung mengirimkannya ke dompet digital hanya dalam beberapa menit. Namun, di situlah jebakannya. Begitu transaksi di lakukan, dana tersebut sulit di lacak dan hampir mustahil dikembalikan.

Direktur AARP, Amy Nofziger, menegaskan bahwa para penipu kini semakin sering meminta korban mentransfer uang lewat kripto. “Saat ini, kripto jadi metode favorit penjahat. Masalah ini sudah benar-benar besar,” katanya.

Maraknya laporan penipuan ini membuat otoritas hukum turun tangan. Kantor Jaksa Agung Washington DC menggugat Athena Bitcoin, salah satu penyedia mesin ATM Bitcoin terbesar di AS. Mereka di tuduh mengambil keuntungan dari biaya tersembunyi yang di bebankan kepada korban penipuan.

Dalam dokumen gugatan, di sebutkan bahwa sekitar 93% transaksi di mesin Athena di wilayah tersebut terkait langsung dengan penipuan. Korbannya kebanyakan berusia lanjut, dengan rata-rata umur 71 tahun.

Baca Juga :  Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Turki Barat, Puluhan Warga Luka

Menanggapi tudingan itu, pihak Athena membantah keras. Mereka mengklaim telah menyediakan sistem peringatan, panduan transaksi yang transparan, serta edukasi bagi pengguna. “Kami tidak bisa mengontrol keputusan individu dalam mengirim uang. Sama seperti bank, kami hanya penyedia layanan,” tulis pernyataan resmi Athena kepada ABC News.

AARP mendesak pemerintah membuat regulasi yang lebih ketat untuk melindungi warga dari kejahatan berbasis ATM Bitcoin. Salah satu wacana yang muncul adalah pembatasan jumlah transaksi harian agar kerugian tidak membengkak.

Sejauh ini, sedikitnya 17 negara bagian di AS sudah memberlakukan aturan terkait pengoperasian ATM Bitcoin. Beberapa bahkan berencana melarang mesin tersebut secara total. Namun, langkah ini mendapat penolakan dari sebagian perusahaan penyedia, karena di anggap bisa mengurangi profit.

CEO Inca Digital, Adam, yang perusahaannya bergerak di bidang analisis forensik kripto, menilai beberapa operator ATM kripto sengaja membiarkan penipuan terjadi. “Mereka tahu, tapi memilih menutup mata,” ujarnya.

Di sisi lain, pakar keuangan dan pembawa acara The Ramsey Show, Dave Ramsey, kembali mengkritik keras aset kripto. Dalam wawancaranya dengan Shawn Ryan Show pada April 2025, ia menyebut para investor kripto “bodoh” karena mengabaikan risiko ekstrem dari aset digital.

Ramsey menilai Bitcoin dan aset sejenisnya lebih mirip perjudian ketimbang investasi jangka panjang. “Kalau lihat grafik Bitcoin dan nggak sadar itu berisiko, berarti kamu buta,” katanya, di kutip dari Yahoo Finance.

Menurut Ramsey, orang kaya dengan aset lebih dari USD 100 juta mungkin bisa menaruh uang di kripto tanpa takut rugi. Tapi kebanyakan orang justru mempertaruhkan seluruh tabungan mereka di sana. “Itu bukan investasi, tapi roda roulette,” tegasnya.

Baca Juga :  Cegah Dehidrasi di Tanah Suci, Tips Aman Minum Air tanpa Sering ke Toilet

Komentar pedas Ramsey tentu memicu reaksi keras dari komunitas kripto. Namun, ia menanggapinya santai. “Para penggemar kripto seperti pengikut aliran sesat. Mereka pikir kalau kamu nggak ikut beli Bitcoin, kamu bakal celaka,” ujarnya sarkastik.

Ia bahkan menyindir cara pemasaran aset digital yang menurutnya mirip bisnis MLM. “Kripto itu kayak Mary Kay buat pria muda,” ucapnya.

Meski begitu, Ramsey menegaskan dirinya tidak anti terhadap siapa pun yang ingin mencoba. Hanya saja, ia mengingatkan agar orang berinvestasi dengan uang yang siap hilang. “Kalau uang itu lenyap dan hidupmu tetap baik-baik saja, baru itu aman,” ujarnya.

Maraknya penipuan lewat ATM Bitcoin dan perdebatan tentang risiko kripto menunjukkan bahwa adopsi aset digital di AS masih menghadapi tantangan serius. Di satu sisi, teknologi ini menjanjikan kemudahan dan kecepatan transaksi. Tapi di sisi lain, tanpa pengawasan dan regulasi ketat, masyarakat bisa jadi korban penipuan dengan kerugian besar.

Fenomena ini jadi pengingat penting bahwa di dunia digital, keamanan dan literasi keuangan tetap jadi benteng utama untuk melindungi diri dari jebakan investasi bodong dan penipuan modern. (Tim)

Berita Terkait

Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Turki Barat, Puluhan Warga Luka
Alex Marquez Raih Kemenangan Spektakuler di MotoGP Malaysia 2025
Trump Sanjung Peran Prabowo dalam Perdamaian Bersejarah Timur Tengah
Museum Louvre, Perhiasan Kerajaan Prancis, Perampokan Paris, Koleksi Bersejarah, Berita Dunia
Verstappen Kunci Pole Sprint GP Amerika, McLaren Tempel Ketat di Belakangnya
Prabowo Hadiri Penandatanganan Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh
Katy Perry dan Justin Trudeau Terciduk Romantis di Atas Kapal Mewah
Malaysia Ungguli Thailand dan Indonesia, Jadi Raja Wisata Asia Tenggara

Berita Terkait

Selasa, 28 Oktober 2025 - 13:11 WIB

Gempa 6,1 Magnitudo Guncang Turki Barat, Puluhan Warga Luka

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:45 WIB

Alex Marquez Raih Kemenangan Spektakuler di MotoGP Malaysia 2025

Minggu, 26 Oktober 2025 - 19:09 WIB

Trump Sanjung Peran Prabowo dalam Perdamaian Bersejarah Timur Tengah

Rabu, 22 Oktober 2025 - 14:46 WIB

Museum Louvre, Perhiasan Kerajaan Prancis, Perampokan Paris, Koleksi Bersejarah, Berita Dunia

Sabtu, 18 Oktober 2025 - 13:00 WIB

Verstappen Kunci Pole Sprint GP Amerika, McLaren Tempel Ketat di Belakangnya

Berita Terbaru