KLIKINAJA, KERINCI – Dua Desa di Kabupaten Kerinci, Jambi, hingga kini masih hidup tanpa listrik meski wilayah mereka dikenal sebagai daerah pertanian subur. PLN menyebut kendala izin di kawasan hutan lindung menjadi alasan utama belum tersambungnya jaringan listrik ke dua desa tersebut.
Sudah bertahun-tahun warga di Desa Trans Bermas, Kecamatan Siulak, dan Desa Masgo, Kecamatan Gunung Raya, menunggu aliran listrik dari PLN. Dua desa ini merupakan sentra pertanian yang menghasilkan berbagai komoditas unggulan, namun hingga kini belum menikmati penerangan dari jaringan listrik negara.
Berdasarkan data dari PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sungai Penuh, lebih dari 75 kepala keluarga di kedua desa tersebut masih bergantung pada lampu minyak atau genset untuk kebutuhan penerangan malam hari.
Manajer PLN ULP Sungai Penuh, Eko Pitono, membenarkan bahwa pihaknya telah menyiapkan infrastruktur dan peralatan untuk pembangunan jaringan listrik. Namun, prosesnya terkendala karena jalur transmisi harus melewati kawasan hutan lindung yang memerlukan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Kami sudah siap membangun jaringan ke lokasi. Hanya saja, sebagian jalurnya melintasi hutan lindung, jadi kami masih menunggu izin resmi dari kementerian,” jelas Eko Pitono saat dikonfirmasi baru-baru ini.
Selain menghadapi hambatan administratif, PLN juga tengah mengajukan program pemasangan listrik gratis bagi masyarakat kurang mampu di Kerinci. Melalui program ini, PLN menargetkan 1.000 titik sambungan baru untuk membantu warga berpenghasilan rendah menikmati listrik tanpa biaya pemasangan.
Eko berharap program tersebut mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Kerinci agar bisa segera terealisasi. Ia menilai kerja sama lintas pihak sangat dibutuhkan untuk mempercepat perluasan jaringan listrik, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau.
“Kami mendorong pemerintah daerah bersama DPRD untuk mengusulkan program Listrik Desa (Lisdes) ke Kementerian ESDM. Dengan begitu, daerah-daerah yang belum teraliri listrik bisa segera menikmati fasilitas dasar ini,” ujarnya.
Keterbatasan akses listrik selama ini menjadi penghambat utama perkembangan ekonomi masyarakat desa. Banyak warga kesulitan mengembangkan usaha kecil dan memanfaatkan teknologi pertanian karena keterbatasan daya.
Salah satu warga Desa Trans Bermas mengungkapkan, tanpa listrik, aktivitas malam hari menjadi terbatas dan anak-anak sulit belajar. Mereka berharap pemerintah segera memberikan perhatian agar desa mereka tidak terus tertinggal dibandingkan wilayah lain di Kerinci.
Upaya PLN untuk memperluas jaringan listrik di daerah terpencil disambut positif oleh warga. Masyarakat berharap sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, DPRD, dan PLN dapat mempercepat proses perizinan serta pembangunan jaringan listrik.
Jika seluruh rencana berjalan sesuai harapan, ratusan warga di dua desa tersebut akhirnya akan terbebas dari gelapnya malam dan dapat menikmati manfaat listrik untuk menunjang kegiatan ekonomi, pendidikan, serta kesejahteraan masyarakat.(Dea)









