KLIKINAJA, JAKARTA – Duka menyelimuti keluarga MH setelah remaja kelas VII itu menghembuskan napas terakhir pada Minggu (16/11) sekitar pukul 06.00 WIB. Kabar tersebut disampaikan oleh kuasa hukum keluarga, Alvian, yang membenarkan bahwa keluarga menerima informasi langsung dari kerabat yang menemani MH selama dirawat.
Menurut Alvian, pihak keluarga sempat terkejut karena kondisi MH sebelumnya masih menjalani pemantauan ketat. Begitu menerima kabar duka dari paman korban, keluarga langsung bergegas menuju RS Fatmawati untuk menjemput jenazah. “Keluarga sedang dalam perjalanan ke rumah sakit. Mohon doa agar almarhum diberi tempat terbaik,” ujarnya.
Kasus dugaan bullying ini sebelumnya telah menyita perhatian publik. MH disebut mengalami perundungan sejak awal masuk sekolah, tepatnya sejak Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Meski sempat berusaha menutupi apa yang dialami, kondisi fisik MH yang semakin memburuk akhirnya membuat ia menceritakan kejadian sebenarnya kepada keluarganya.
Insiden paling parah terjadi pada Senin (20/10), ketika kepala MH diduga dipukul menggunakan kursi berbahan besi oleh teman sekelasnya. Sejak itu, kondisi fisiknya terus menurun drastis. Sang kakak, Rizki, mengatakan bahwa adiknya mulai kehilangan kemampuan untuk menggerakkan tubuh. “Setelah dipukul, kondisi adik saya langsung berubah. Dia seperti lumpuh, badannya lemas, sering pingsan, bahkan matanya mulai rabun,” tutur Rizki.
Keluarga awalnya membawa MH ke sebuah rumah sakit swasta di Tangerang Selatan. Namun karena kondisinya makin memburuk, MH akhirnya dirujuk ke RS Fatmawati yang memiliki fasilitas lebih lengkap. Selama masa perawatan, tim medis berupaya menangani sejumlah keluhan, mulai dari hilangnya nafsu makan, penurunan kesadaran, hingga gangguan pada penglihatan.
Meski telah mendapatkan penanganan intensif selama satu minggu, kondisi korban tidak menunjukkan perkembangan signifikan. Hingga akhirnya, MH dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pagi. Keluarga kini hanya meminta doa dan dukungan agar proses pemakaman hingga penyelidikan kasus berjalan lancar.
Peristiwa tragis ini kembali mempertegas bahwa kekerasan di lingkungan pendidikan masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi banyak pihak. Sekolah dituntut memperkuat pengawasan, sementara orang tua dan siswa perlu mendapatkan edukasi tentang pentingnya membangun lingkungan yang aman dan menghargai sesama.
Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah maupun aparat kepolisian masih belum memberikan keterangan terbaru mengenai proses penyelidikan. Keluarga berharap kasus ini dapat diusut tuntas agar kejadian serupa tidak terulang.
Kepergian MH menyisakan duka mendalam sekaligus menjadi pengingat pentingnya upaya bersama dalam mencegah perundungan di sekolah. Keluarga berharap ada keadilan dan langkah konkret agar tragedi ini menjadi yang terakhir.(Tim)









