KLIKINAJA – Teh merupakan salah satu minuman paling populer di dunia, namun tidak semua jenis memberikan manfaat yang sama. Para ahli gizi menilai ada satu varian teh yang menawarkan keunggulan paling besar bagi tubuh, terutama dalam mendukung kesehatan otak.
Tiga ahli nutrisi yang diwawancarai oleh Health menempatkan teh hijau sebagai pilihan paling sehat. Menurut ahli gizi Cindy Chow, teh hijau adalah jenis teh yang paling sering menjadi subjek penelitian ilmiah. Karena itu, bukti tentang manfaatnya terbilang kuat dan konsisten.
Chow menjelaskan bahwa teh hijau kaya akan antioksidan, terutama katekin. Senyawa ini berperan menetralisir radikal bebas—partikel reaktif yang dapat merusak sel dan memicu berbagai penyakit kronis. “Komponen antioksidannya membuat teh hijau sangat efektif melindungi tubuh dari stres oksidatif,” ujarnya.
Manfaat terbesar teh hijau disebut berkaitan dengan kesehatan otak. Ahli gizi Maggie Moon menuturkan bahwa sejumlah studi menunjukkan konsumsi teh dapat memengaruhi suasana hati, daya ingat, hingga tingkat fokus. Menariknya, sebuah penelitian pada 2025 menemukan bahwa lansia yang rutin mengonsumsi teh hijau memiliki jumlah lesi otak yang lebih sedikit. Lesi ini kerap dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia.
Moon menilai temuan tersebut memperkuat dugaan bahwa polifenol dalam teh hijau tidak hanya bekerja sebagai antioksidan, tetapi juga berperan dalam menjaga fungsi saraf. “Ada bukti bahwa teh membantu otak tetap bekerja optimal ketika seseorang menua,” katanya.
Tidak hanya itu, manfaat teh hijau juga menyentuh aspek kesehatan jantung. Berbagai studi melaporkan minuman ini dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol “jahat”. Penurunan kolesterol total dan peningkatan kesehatan pembuluh darah turut memperkecil risiko penyakit kardiovaskular.
Ahli gizi Zhou mengingatkan bahwa ibu hamil dan menyusui sebaiknya membatasi total asupan kafein maksimal 200 mg per hari. Anak-anak di bawah usia 12 tahun bahkan dianjurkan menghindari kafein sepenuhnya. “Kafein dapat memengaruhi sistem saraf yang masih berkembang,” jelasnya.
Selain itu, mereka yang memiliki gangguan kecemasan juga disarankan berhati-hati. Menurut ahli gizi Jennifer Bianchini, efek stimulan kafein bisa memperburuk gejala seperti gelisah atau sulit tidur. Mengurangi porsi teh hijau atau memilih varian rendah kafein dapat menjadi solusi.
Kendati demikian, bagi kebanyakan orang dewasa yang sehat, konsumsi teh hijau tetap aman dalam batas wajar. Zhou menegaskan bahwa batas asupan kafein harian yang dianggap aman adalah di bawah 400 mg. “Setara dengan sekitar delapan cangkir teh hijau berukuran 230 ml,” ujarnya.
Dengan manfaat yang begitu luas, teh hijau dapat menjadi pilihan minuman harian yang mendukung kesehatan tubuh dan otak. Namun seperti halnya makanan dan minuman berkafein lainnya, kunci utamanya adalah menikmati dalam jumlah yang sesuai kebutuhan.(Tim)









