Klikinaja – Penjualan hewan kurban pada tahun 2025 tercatat mengalami penurunan di sejumlah wilayah di Indonesia. Data ini disampaikan langsung oleh Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), yang memantau tren penjualan menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Ketua Umum PPSKI, Nanang Purus Subendro, mengatakan, penurunan tersebut terlihat cukup signifikan, terutama di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta. Meski belum diketahui secara pasti, Ia menduga turunnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama.
“Untuk penjualan hewan kurban pada tahun ini terlihat lebih sepi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Barangkali ini di karenakan daya beli masyarakat sedang menurun,” ujarnya dalam perbincangan bersama Pro 3 RRI, Jumat (30/5/2025).
Namun, kondisi ini tidak terjadi secara merata di seluruh Indonesia. Di wilayah Lampung, misalnya, justru tercatat adanya peningkatan permintaan hewan kurban.
Dari sisi ketersediaan hewan kurban, Ia menjelaskan bahwa jumlahnya saat ini juga mengalami penurunan. Daerah penghasil hewan kurban seperti Bali, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, dan Jawa Tengah juga turut terdampak.
“Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang terjadi di sentra produksi menyebabkan populasi hewan kurban menurun hingga hampir 10 persen,” jelasnya.
Sebagai informasi, wabah PMK pertama kali muncul di Jawa Timur beberapa waktu lalu dan sejak saat itu mulai menyebar ke sejumlah daerah lainnya.
Untuk menjaga kualitas dan keamanan, PPSKI terus mendorong para peternak agar hanya menjual hewan yang sehat. Salah satu caranya adalah dengan menyertakan sertifikat kesehatan dari dinas peternakan setempat.
“Kami terus mengedukasi peternak agar memastikan hewan kurban mereka layak dan sehat, dengan bukti sertifikat veteriner yang resmi,” kata Nanang.
Ia juga mengimbau masyarakat agar selektif saat memilih hewan kurban. Hewan yang layak kurban harus cukup umur, sehat secara fisik, dan memiliki bobot yang ideal.
Untuk tahun ini, sapi Bali menjadi jenis yang paling diminati oleh pembeli. Harganya berada di kisaran Rp18 juta hingga Rp21 juta per ekor. (Tim)